Refleksi Hari Kesehatan Mental Sedunia yang Mengusung Kesetaraan di Masa Pandemi

Jhon Mifetakh
Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati tiap 10 Oktober setiap tahunnya (Foto : Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes)

CIREBON, iNews.id - Hari Kesehatan Mental Sedunia (World Mental Health Day = WMHD) diperingati setiap tanggal 10 Oktober setiap tahunnya. 

WMHD pertamakali diperingati pada tahun 1992 dengan membawa misi meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai kesehatan mental di dunia. 

Kesehatan mental menjadi catatan penting di belahan dunia manapun, sebagai salah satu komponen pendukung yang menciptakan kesehatan fisik bagi seseorang dalam melakukan berbagai aktivitas tiap orang. Namun sayang keberadaannya sering di anak tirikan, hingga pada akhirnya lahirlah gagasan ini, agar setiap orang sadar bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. 

Di Indonesia, WMHD lahir pada tahun 1993 dengan mengusung tema menghormati hak dari Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK). Dan hingga kini menjadi ajang kampanye dalam menyuarakan permasalahan kesehatan mental dan membangun kesadaran masyarakat luas terkait kesehatan mental. 

Pada Tahun ini, WMHD mengangkat tema "Perawatan Kesehatan Mental untuk Semua, Mari Kita Wujudkan." 

Tema tersebut dilansir dari halaman resmi WHO, berangkat dari keprihatinan WHO akan terjadinya Pandemi Covid-19 yang berpengaruh luas terhadap masyarakat terutama pada kesehatan mentalnya, tanpa pandang bulu mengenai semua usia, segala jenis pekerjaan, pria - wanita tanpa melihat status sosialnya.

Bukan hanya itu, ternyata di masa Pandemi, kesehatan mental paling berdampak pada tenaga kesehatan dan para relawan Covid-19, baik dirinya maupun keluarganya. 

"Seiring dengan kesenjangan pengobatan, kita harus mengatasi stres di tempat kerja, membantu remaja di sekolah serta pengasuh dan keluarga orang yang hidup dengan masalah kesehatan mental," kata Direktur Regional WHO seperti dilansir The Hindustan Times, Minggu (10/10/2021). 

Di Masa Pandemi ini, tidak dapat dupungkiri, layanan kesehatan bagi penderita gangguan neurologis ataupun penderita gangguan mental serta rehabilitasi pada pengguna NAPZA juga terhambat. 

"Mayoritas orang yang hidup dengan masalah kesehatan mental di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak mendapatkan perawatan yang memadai. Pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung telah meningkatkan tantangan kami berlipat ganda yang perlu ditangani dengan prioritas,” kata Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO Wilayah Asia Tenggara. 

Sehingga dengan tema WMHD tahun ini diharapkan adanya kesetaraan dalam memperoleh pelayanan kesehatan serta kesetaraan menganggap sama pentingnya antara kesehatan jasmani dan kesehatan mental. 

Selain bicara mengenai kesetaraan, WMHD tahun ini berusaha mengedukasi masyarakat untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi bagi penderita gangguan mental dan jiwa serta menghormati hak asasi mereka.

 

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network