Tak lama kemudian, Suryo Prabowo menunduk dan menyembunyikan mukanya yang basah karena air mata seraya berkata kepada para prajurit yang berada di sekelilingnya.
"Kalian sadis, tahu tidak sekarang sudah menjelang gelap. Tidak mungkin ada helikopter yang mau mengevakuasi Kopral Amin. Sementara perjalanan kita ke kendaraan yang membawa kita tadi lebih dari dua jam. Dari sana ke Rumah Sakit di Vila Salazar, Baucau perjalanan lebih dari lima jam. Tega kamu “menyiksa” teman mu yang sekarat?” ucap Suryo Prabowo.
Tak lama kemudian, Suryo Prabowo menyandang senapan serbunya dan mengangkat tubuh Kopral Amin yang tinggal separuh.
Dia meminta prajuritnya untuk mencari apa saja yang bisa menyelimuti sisa tubuh Kopral Amin yang berada di pundaknya.
Keberanian, kecerdasan, dan militansi Suryo Prabowo dalam menjalankan tugas di medan operasi tidak dapat diragukan lagi.
Berbagai palagan pertempuran sudah dijalani mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat ini. Bahkan, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto pun mengagumi sikap patriotik Suryo Prabowo.
Dalam bukunya berjudul, “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto”, Prabowo memuji sosok Suryo Prabowo.
”Yang saya lihat dari sejak Letnan, Kapten, Mayor, dia terus berada di daerah operasi. Sampai dengan jadi Brigjen pun, sebagai Wakil Gubernur di Timor Timur, sebagai Wadanrem Timor Timur, beliau ada di lapangan di saat genting. Beliau merupakan Perwira Tinggi dari TNI yang meninggalkan Timor Timur. Beliau membawa Bendera Merah Putih yang terakhir diturunkan di daerah Timor Timur,” ujar mantan Danjen Kopassus tersebut.
Editor : Miftahudin