get app
inews
Aa Text
Read Next : Angka Pengangguran di Rusia Turun di Tengah Himpitan Ekonomi yang Meningkat, Kok Bisa?

Rusia dan Barat Saling Tuding Biang Keladi Krisis Pangan Dunia

Jum'at, 27 Mei 2022 | 05:45 WIB
header img
Asap mengepul dari pabrik baja yang jadi pertempuran Ukraina dan Rusia di Kiev.(Foto: doc. iNews.id)

JAKARTA, iNews.id - Hubungan atara Negara Barat dengan Rusia makin panas. Keduanya saling tuding sebagai biang keladi krisis pangan dunia.

Barat menuduh Rusia sebagai biang keladi krisis pangan dunia. Namun sebaliknya, Rusia menolak tuduhan itu dan balik menuduh Baratlah yang harus disalahkan.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Kamis (26/5/2022) mengatakan isolasi ekonomi yang dijatuhkan Barat justru membuat harga gandum, minyak goreng, pupuk dan energi melonjak hingga mengganggu pertumbuhan global.

"Kami dengan tegas menolak tuduhan ini dan, sebaliknya, menuduh negara-negara Barat bahwa mereka telah mengambil sejumlah tindakan ilegal yang mengarah pada ini (krisis pangan)," kata Peskov kepada wartawan.

Peskov menekankan, Barat harus membatalkan keputusan ilegal yang melarang penyewaan kapal yang akhrinya mencegah ekspor biji-bijian, dan sebagainya. Dengan demikian pasokan pangan dan energi dapat dilanjutkan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan krisis pangan global semakin dalam. Badan tersebut kini sedang mencoba menengahi kesepakatan untuk membuka blokir ekspor gandum Ukraina meskipun Barat menyalahkan Rusia karena meminta tebusan dengan memblokade pelabuhan Ukraina.

Rusia telah merebut beberapa pelabuhan terbesar di Ukraina. Angkatan lautnya mengendalikan rute transportasi utama di Laut Hitam. Sanksi juga mempersulit eksportir Rusia untuk mengakses kapal untuk memindahkan komoditas ke pasar global.

Rusia dan Ukraina bersama-sama menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global. Ukraina juga merupakan pengekspor utama jagung, jelai, minyak bunga matahari dan minyak lobak.

Sementara Rusia dan Belarusia menyumbang lebih dari 40 persen ekspor global kalium nutrisi tanaman. Ukraina telah kehilangan Pelabuhan Kherson dan Mariupol karena pendudukan Rusia.

Dikhawatirkan, Rusia juga akan mencoba merebut pelabuhan ketiga, Odesa. Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen termasuk di antara mereka yang menuduh Moskow menggunakan ekspor makanan sebagai senjata. Sementara Kiev mengatakan, Rusia telah mencuri ratusan ribu ton biji-bijian di daerah-daerah yang diduduki pasukan mereka.

"Putin berusaha untuk meminta tebusan kepada dunia, dan dia pada dasarnya menggunakan kelaparan dan kekurangan makanan di antara orang-orang termiskin di seluruh dunia sebagai senjata," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss selama kunjungan ke Bosnia pada Kamis.

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut