get app
inews
Aa Text
Read Next : Banjir Rendam Tiga Desa di Gunung Jati Cirebon, Ratusan Rumah Warga Terdampak

Merawat Jejak Leluhur: Larung Syukur dan Napak Tilas Spiritual Warga Desa Kali Sapu Cirebon

Minggu, 21 Desember 2025 | 14:38 WIB
header img
Kuwu Desa Kali Sapu, Suhana pimpin ritual adat sedekah bumi sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang maha Esa. Foto : Riant Subekti / iNewsCirebon

CIREBON, iNewsCirebon.id – Semburat fajar di ufuk timur menyapa Desa Kali Sapu, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, dengan suasana yang berbeda pagi itu. Ratusan warga, mulai dari tetua hingga anak-anak, telah berbondong-bondong memadati halaman rumah Kuwu sebutan kepala desa,

Tangan-tangan mereka erat memeluk hasil bumi dan aneka panganan olahan rumahan sebuah simbol ketulusan atas limpahan rezeki dari Sang Khalik.

​Pemandangan hari itu bak lukisan budaya yang hidup. Kaum pria tampil bersahaja dengan busana muslim dan peci hitam yang rapi, sementara kaum perempuan tampak anggun dalam balutan kerudung warna-warni. Ketika gema azan melantun syahdu dari bibir seorang ulama setempat, itulah pertanda dimulainya Ngunjung Adat Sedekah Bumi, sebuah perjalanan melintasi waktu untuk merawat tradisi leluhur Cirebon.

Ziarah Kasih di Tanah Para Wali

​Tanpa guratan lelah, warga berjalan kaki sejauh 2 kilometer menuju kompleks Makbaroh Sunan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Di depan Pintu Pasujudan, langkah mereka terhenti. Suasana seketika hening, digantikan oleh gemuruh lembut kalimat tahmid dan tahlil yang membelah udara. Doa-doa dipanjatkan, mengirimkan ratih penghormatan bagi sang pemimpin Wali Songo yang telah memancangkan tonggak Islam di tanah Jawa.

​Perjalanan spiritual berlanjut mendaki perbukitan menuju kawasan pemakaman Gunung Sembung. Di sana, warga bersimpuh di makam Ki Gede Kali Sapu sosok "pembabat alas" yang sejarahnya melekat erat dengan eksistensi Desa Kali Sapu. Tak berhenti di situ, ziarah pun diteruskan ke makam Ki Gede Jati dan Syekh Bayanillah, dua tokoh besar yang menjadi pilar sejarah awal perkembangan Cirebon.

​Bagi warga Kali Sapu, perjalanan ini bukan sekadar ritual fisik, melainkan upaya membasuh jiwa dengan keberkahan dan mengingat kembali silsilah jati diri mereka.

Harmoni Agama dan Budaya

​Kuwu Desa Kali Sapu, Suhana, menegaskan bahwa tradisi ini adalah jangkar di tengah derasnya arus modernisasi.

​"Tradisi ini adalah pengingat agar kita tidak pareumeun obor (kehilangan jejak sejarah). Selain wujud syukur kepada Allah SWT, ini adalah perekat silaturahmi yang paling kuat bagi warga kami," ungkapnya dengan penuh takzim. Minggu (21/12/2025) 

​Usai melintasi makam-makam keramat, rombongan kembali ke balai desa. Di bawah naungan atap aula, doa bersama kembali digelar secara khidmat. Sebagai penutup yang manis, tradisi berbagi "besek" atau bingkisan makanan menjadi momen yang dinanti, simbol bahwa keberkahan hari itu harus dirasakan bersama secara merata.

Editor : Rebecca

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut