Viral! Barang Mewah Lebih Murah Jika Dibuat di China, Benarkah?

Jacques Carles, Direktur Pusat Desain dan Kemewahan Prancis, menyebut tuduhan tersebut sebagai hal yang tidak masuk akal.
“Itu akan jadi tindakan bunuh diri. Jika benar, itu bisa menghancurkan reputasi mereka. Tapi tidak ada bukti,” ujarnya kepada AFP pada 25 April 2025.
Carles juga menyoroti bahwa proses produksi barang mewah resmi sangat kompleks dan tidak bisa ditiru begitu saja. Sebagai contoh, satu tas Birkin dari Hermès bisa memerlukan ratusan jam kerja.
Menurutnya, video-video viral ini bertujuan menimbulkan keraguan di kalangan konsumen dan membuka jalan untuk menjual barang palsu.
“Ini kampanye viral yang sulit dilawan karena sebagian besar merek mewah memilih diam. Padahal, menurut saya itu kesalahan,” tambahnya.
Pendapat serupa disampaikan Michel Phan, profesor pemasaran barang mewah di Emlyon Business School. Ia menyatakan, tuduhan bahwa ini merupakan balasan dari China atas tarif AS juga tidak masuk akal.
“Brand-brand mewah Eropa tidak berhubungan dengan pemerintah AS, jadi merugikan mereka tidak akan berdampak pada AS,” jelas Phan.
Ia juga membantah klaim bahwa produk mewah dibuat di China tapi diberi label Made in France.
“Itu ilegal. Tak ada merek yang mau ambil risiko sebesar itu,” tegasnya.
Editor : Miftahudin