Tragis, Balita di Sukabumi Meninggal dengan Ratusan Cacing di Tubuhnya

SUKABUMI, iNewsCirebon.id – Seorang balita bernama Raya (3) asal Sukabumi meninggal dunia secara tragis setelah ditemukan menderita infeksi parah akibat cacing gelang (Ascaris lumbricoides).
Kasus ini viral di media sosial, karena kondisi korban yang mengenaskan—sekujur tubuhnya dipenuhi ratusan cacing.
Menurut hasil pemeriksaan medis, Raya terserang penyakit askariasis, yaitu infeksi cacing gelang yang biasanya hidup di tanah.
Dari tubuhnya, petugas medis berhasil mengeluarkan cacing dengan total berat mencapai 1 kilogram. Namun, jumlah cacing masih tetap banyak bahkan setelah proses pembersihan.
Lebih mengerikan lagi, hasil CT scan dan rontgen menunjukkan adanya ratusan telur cacing yang telah menyebar hingga ke bagian kepala balita tersebut.
Humas RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr Irfan, menyampaikan bahwa Raya pertama kali dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) oleh keluarga bersama relawan kemanusiaan dari Rumah Teduh Sukabumi.
"Pasien datang dalam kondisi tidak sadar, dan dari pemeriksaan awal, diketahui mengalami syok berat akibat dehidrasi," ujar dr Irfan pada Selasa (19/8/2025).
Kondisi syok sempat berhasil ditangani. Namun, penyebab penurunan kesadaran belum diketahui hingga saat di IGD tiba-tiba cacing keluar dari hidung korban.
Dari situ, dokter mulai menduga adanya infeksi cacing parah. Setelah sedikit stabil, Raya dirujuk ke ruang PICU untuk mendapatkan perawatan intensif.
Menurut Irfan, infeksi askariasis bisa terjadi ketika telur cacing tertelan melalui makanan, minuman, atau tangan yang tidak bersih.
Telur tersebut akan menetas di usus, lalu berkembang menjadi larva yang bisa menyebar ke organ-organ tubuh melalui aliran darah, termasuk ke otak—yang bisa menyebabkan hilangnya kesadaran.
Diduga, infeksi ini berkaitan dengan kebiasaan bermain di tanah tanpa alas kaki serta kondisi lingkungan tempat tinggal Raya yang kurang higienis.
Korban diketahui tinggal di rumah panggung sederhana dengan tanah terbuka di bawahnya.
Lebih lanjut, Irfan menyebut ada kemungkinan korban juga mengalami komplikasi tuberkulosis meningitis, mengingat kedua orang tuanya sedang menjalani pengobatan TB paru. “Kemungkinan besar ini kombinasi antara infeksi cacing dan TB,” jelasnya.
Segala upaya medis telah dilakukan, termasuk pemberian obat cacing. Namun karena kondisi pasien yang sudah sangat kritis sejak awal, pengobatan tidak memberikan hasil optimal.
"Kalau boleh saya nilai, pasien sudah dalam kondisi sangat terlambat saat dibawa ke rumah sakit. Raya akhirnya meninggal dunia pada 22 Juli 2025 pukul 14.24 WIB," pungkas dr Irfan.
Editor : Miftahudin