Viral Video Kuwu Nyawer di Diskotik, Bupati Cirebon: Pemimpin Harus Jaga Etika di Ruang Publik

CIREBON, iNewsCirebon.id – Aksi Kuwu Desa Karangsari, Casmari, yang terekam sedang menyawer DJ Nathalie Holscher di sebuah klub malam kawasan Tuparev, Kabupaten Cirebon, menuai sorotan publik. Video berdurasi 16 detik itu viral di media sosial, memicu perdebatan mengenai etika pejabat publik.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Cirebon H. Imron buka suara. Ia menilai tindakan Casmari kurang mencerminkan sikap seorang pemimpin yang seharusnya menjadi panutan di tengah masyarakat.
“Sebagai pemimpin, ini bukan cuma soal pakai uang pribadi atau tidak. Tapi menyangkut etika. Apalagi di ruang publik, masyarakat bisa menilai,” ujar Imron kepada wartawan, Jumat (13/6/2025).
Menurutnya, jabatan publik seperti kuwu menuntut tanggung jawab moral yang besar. Setiap tindakan harus mencerminkan integritas dan kesadaran untuk menjaga martabat jabatan.
“Ini bukan perkara benar atau salah, tapi soal bagaimana kita menjaga perilaku. Kuwu itu tokoh masyarakat, harus mampu menempatkan diri,” tambahnya.
Meski demikian, Bupati Imron memastikan bahwa pengawasan terhadap penggunaan anggaran di tingkat desa tetap berjalan. Inspektorat melakukan audit rutin setiap tahun. Namun ia menegaskan bahwa kasus ini lebih menyentuh sisi etika dan kesadaran pribadi.
“Audit rutin tetap ada. Tapi ini seharusnya jadi bahan introspeksi, bukan cuma untuk Casmari, tapi semua pejabat publik,” tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Casmari mengakui bahwa pria dalam video tersebut adalah dirinya. Ia mengatakan kejadian itu berlangsung spontan dan dilakukan di luar jam kerja.
“Iya, itu saya. Suasananya di tempat seperti itu memang bikin pusing, jadi ya spontan saja,” ucapnya.
Casmari menyebut bahwa uang yang disawer bukan berasal dari dana desa, melainkan uang pribadinya. Meski begitu, ia mengaku sudah dipanggil pihak kecamatan dan diberi arahan agar tidak mengulangi perbuatannya.
“Benar, saya sudah dipanggil dan diberikan pembinaan,” kata Casmari singkat.
Insiden ini memicu perbincangan luas di media sosial, terutama soal batasan perilaku pejabat publik di ruang privat yang terekspose ke ranah publik.
Editor : Miftahudin