KOTA CIREBON, iNewsCirebon.id - Tak tinggal diam, Calon Walikota Cirebon, Eti Herawati pastikan akan gencar mencari bantuan program dari pemerintah pusat jika terpilih memimpin daerah pada Pilkada 27 November mendatang.
Hal itu disampaikan saat dirinya menyapa warga RW 07 Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon.
Pada kesempatan itu, Eti menyampaikan sejumlah persoalan yang tengah di hadapi Kota Cirebon. Beberapa di antaranya masalah pembangunan infrastruktur, minimnya anggaran daerah, hingga masalah pendidikan.
Eti menjelaskan, kebutuhan pembangunan infrastruktur yang tinggi tetapi keuangan daerah yang terbatas, menjadi kendala prospek pembangunan Kota Cirebon.
Karena itu, sebagai kepala daerah harus berinisiatif mencari tambahan pendapatan dari pemerintah pusat agar penyelenggaraan pembangunan dapat berjalan maksimal.
"APBD Kota Cirebon tahun ini sekitar Rp 1,6 Triliun. Anggaran ini separuhnya habis untuk belanja pegawai. Karena itu, kepala daerah harus pintar-pintar mencari dan melobi anggaran di pusat dan provinsi," katanya, Senin (7/10/2024).
Menurut Eti, pada APBD tahun anggaran 2024 ini, Pendapatan Asli Daerah (PAD) terpasang sekitar Rp651 miliar, angka itu tidak lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan transfer dari pemerintah pusat yaitu Rp859 miliar.
Artinya, keuangan pemerintah daerah Kota Cirebon ini masih mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat untuk kebutuhan pembangunan daerah.
"Tidak bisa jika kepala daerah hanya menunggu berdiam sendiri tanpa aktif mencari bantuan pemerintah pusat. Selain itu, pemkot juga tetap harus memaksimalkan potensi PAD," katanya.
Eti menegaskan, satu bukti keberhasilan melobi pemerintah pusat yaitu program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di wilayah pesisir Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk.
Program pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan pada 2021 itu mampu menata kawasan sehingga meninggalkan kesan kumuh.
"Di antaranya program Kotaku dari Kementerian-PUPR. Saya cari-cari programnya ke Jakarta. Alhamdulillah, program ini bisa direalisasikan untuk Kota Cirebon," ujar Eti.
Editor : Miftahudin