JAKARTA, iNewsCirebon.id - Unik namun nyata, uang yang biasanya digunakan untuk transaksi jual-beli kini menjadi bahan baku pembangkit listrik pengganti batu bara. Tapi bukan sembarang uang, melainkan Limbah Racik Uang Kertas (LURK).
Bahan baku ini dimanfaatkan oleh PLN Indonesia Power untuk Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang - PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat. Ini adalah salah satu upaya korporasi dalam mendukung percepatan transisi energi dan mengejar target net zero emission 2060.
Menurut Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, pihaknya terus berinovasi dalam menerapkan program cofiring, yaitu memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar PLTU, salah satunya adalah memanfaatkan LURK.
"Kami selalu mencari terobosan untuk memanfaatkan biomassa sebagai bahan bakar PLTU, seperti memanfaatkan LURK yang sebelumnya hanya dibakar untuk dimusnahkan, kini bermanfaat sebagai pengganti batu bara," kata Edwin dikutip dari iNews.id, Kamis (20/6/2024).
LURK yang digunakan sebagai bahan baku ini merupakan hasil kolaborasi antara PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang dengan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN IP UBP Singkawang dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat mengenai pemanfaatan LURK sebagai Bahan Bakar Alternatif.
Manager Unit UBP Singkawang, Slamet Muji Raharjo, mengatakan cofiring LURK ini merupakan upaya pengurangan emisi dengan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai salah satu cara untuk mempercepat transisi energi dan dekarbonisasi nasional. Selain itu, pemanfaatan LURK ini juga merupakan bagian dari program Waste to Energy.
"Pemanfaatan LURK sebagai sumber energi yang ramah lingkungan sekaligus mengatasi permasalahan limbah racik uang kertas menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan EBT dan semangat zero waste," ujarnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta