KABUPATEN CIREBON, iNewsCirebon.id - Begini pengakuan Kepala Sekolah SMPN 2 Greged, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, saat detik-detik ambruknya atap bangunan sekolah yang merusakkan dua ruang.
Diungkapkan Heriyanto, selaku Kepala Sekolah SMPN 2 Greged. Ia menyebutkan sebelum terjadinya insiden ambruknya atap dua ruangan bangunan sekolah. Saat itu, jumat pagi ia tengah keliling meninjau beberapa ruang kelas yang memang sudah cukup rawan ambruk. Namun, usai keluar dari ruang guru, ia mendengar suara gemuruh yang cukup keras, yang berasal dari ruang kelas 7, disusul dengan ambruknya ruang guru.
“Sebelum ambruk, saya sempat meninjau beberapa ruangan yang sudah tidak digunakan KBM, karena terlihat cukup rawan ambruk. Tapi, setelah meninjau dan keluar dari ruang guru, saya dengar ada suara gemuruh cukup kencang dan terjadi ambruknya atap dua ruangan itu, “katanya, saat dikonfirmasi.
Melihat ambruknya atap di ruang kelas itu, ia panik dan langsung melihat kondisi para siswa yang berada didalamnya. Di Dalam kelas yang sudah porak poranda akibat tertimpa atap, sejumlah siswa sudah berlindung di bagian belakang dan terdapat enam siswa yang tertimpa reruntuhan.
“Begitu melihat atap ruang kelas dan ruang guru ambruk, saya panik langsung lari ke ruang yang ada siswa. Alhamdulillah, saya lihat di dalam para siswa sudah berlindung, dan tidak ada korban yang mengalami luka cukup serius, “katanya.
Dari 32 siswa yang terjebak didalam kelas, ada enam siswa yang tertimpa reruntuhan material. Namun, setelah dilakukan perawatan medis di Puskesmas, para siswa tidak mengalami luka serius.
“Keenam siswa yang tertimpa atap ambruk, semuanya dalam keadaan sehat, tidak alami muntah-muntah ataupun mual. Sekarang semua siswa yang terluka sudah diperbolehkan pulang, “katanya.
Ia juga menyebutkan, bahwa beberapa bangunan sekolah SMPN 2 Greged sudah mengalami kerusakan. Sehingga, sebelumnya para siswa dipindahkan ke ruang lain, karena ada bangunan ruang kelas sudah terlihat memprihatinkan.
“Ada beberapa ruang kelas yang kami kosongkan, karena sudah terlihat sangat memprihatinkan, yang rawan ambruk, “ pungkasnya.
Editor : Miftahudin