CIREBON, iNewsCirebon.id - Fakta unik kota Cirebon, salah satu kota yang berada di Jawa Barat. Cirebon memiliki sejumlah destinasi wisata dan kuliner yang menarik untuk kamu coba. Selain itu, kota dengan julukan kota udang ini juga memiliki beberapa fakta unik yang harus kamu tahu sebelum berkunjung kesini. Yuk simak penjelasannya.
Fakta Unik Kota Cirebon
Arti Nama Cirebon
Fakta unik kota Cirebon yang pertama adalah makna dari nama Cirebon itu sendiri. Menurut etimologi Cirebon berasal dari dua kata 'Ci' dan 'Rebon'. Dalam bahasa Sunda, ci atau cai berarti air, sedangkan rebon berarti udang. Warga Cirebon banyak yang bermata pencaharian sebagai nelayan udang, sehingga kita Cirebon dijuluki sebagai kota udang.
Namun, ada juga yang menyebut Cirebon berasal dari kata 'Caruban' yang berarti campuran atau bersatu padu. Hal ini karena masyarakat Cirebon terdiri dari berbagai macam suku, seperti dari Jawa, Melayu, Sunda, China, dan Arab.
Tempat Penyebaran Islam
Selain dijuluki kota udang, Cirebon juga dijuluki sebagai kota para wali karena tempat penyebaran Islam yang dibawa oleh salah seorang Walisongo bernama Fatahillah atau Syekh Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.
Bukti penyebaran Islam yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati di Cirebon selain terlihat dari sisi keagamaannya yang bersifat rohaniah, juga dapat dilihat pada perkembangan bangunan fisiknya, seperti masjid dan keraton yang berada di Kasepuhan.
Terdapat Makam Sunan Gunung Jati
Cirebon menjadi populer salah satunya karena terdapat makam Sunan Gunung Jati yang banyak dikunjungi peziarah dari berbagai wilayah. Makam Sunan Gunung Jati berlokasi di Desa Astana,Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati memiliki sembilan pintu, yaitu pintu Gapura, pintu Krepyak, pintu Pasujudan, pintu Ratnakomala, pintu Jinem, pintu Rararoga, pintu Kaca, pintu Bacem, dan pintu Teratai. Lokasi makam Sunan Gunung Jati sendiri berada di pintu kesembilan, pintu Teratai.
Terkenal dengan Tiga Keraton
Terdapat tiga Keraton yang terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan ketika singgah di Cirebon, yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan.
Keraton Kasepuhan disebut sebagai pusat pemerintahan pada zaman dahulu yang kemudian dipecah menjadi beberapa bagian. Keraton Kanoman identik dengan warna putih di setiap bangunannya. Sedangkan, arsitektur Keraton Kacirebonan tidak jauh berbeda dengan Keraton Kanoman.
Populer dengan Semboyan Gemah Ripah Loh Jinawi
Gemah ripah artinya negara jembar serta banyak rakyatnya, sedangkan loh jinawi artinya subur makmur. Sehingga arti dari semboyan gemah ripah loh jinawi adalah perjuangan masyarakat sebagai bagian bangsa Indonesia bercita-cita menciptakan ketentraman atau perdamaian, kesuburan, keadilan, kemakmuran, tata raharja serta mulia abad.
Empal Gentong sebagai Kuliner Populer
Dari sekian banyak kuliner khas Cirebon, empal gentong adalah kuliner yang paling terkenal dan banyak diburu oleh wisatawan. Empal gentong sendiri merupakan sajian khas yang menyerupai gulai dengan isian daging atau jeroan sapi dan kaya akan rempah-rempah.
Punya Tarian Khas yang Terkenal Mistis
Fakta unik kota Cirebon selanjutnya adalah tariannya yang terkenal mistis. Tarian ini unik karena menyelipkan unsur mistis lewat pelaksanaan ritual memanggil roh atau arwah. Tarian ini mengisahkan Sulandono sebagai putra Ki Bahurekso bupati Kendal yang pertama dengan Dewi Rantamsari atau dijuluki Dewi Lanjar.
Masjid Sang Cipta Rasa
Masjid ini dinamakan Sang Cipta Rasa yang berasal dari rasa dan kepercayaan. Penduduk Cirebon pada masa itu juga menamainya Masjid Pakungwati karena terletak dalam komplek Keraton Pakungwati. Sekarang, masjid ini terletak di depan Keraton Kasepuhan.
Masjid Sang Cipta Rasa memiliki makna bangunan yang agung yang sengaja dibangun untuk digunakan untuk beribadah. Hal ini tercermin dalam tiga kata yang mewakili nama masjid, yaitu Sang yang berarti keagungan, Cipta yang bermakna dibangun, dan Rasa yang berarti digunakan.
Demikianlah beberapa fakta unik kota Cirebon. Semoga menambah wawasan kamu ya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta