JAKARTA, iNewsCirebon.id - Kasus langka, begini penampakan janin yang bersarang di otak bocah berumur satu tahun sehingga dokter harus melakukan operasi pengangkatan.
Karena hal itu, anak malang ini mengalami keterlambatan perkembangan motorik dan membesarnya lingkar kepala akibat timbunan cairan di otak.
Dilansir dari Live Science, berdasarkan jurnal Neurology yang terbit pada tanggal 12 Desember 2022 mencatat bahwa massa di kepala anak kecil itu ternyata adalah “kembar diamniotik monokorionik yang cacat." Hal ini terjadi karena saat di dalam rahim, janin tersebut pernah berbagi plasenta namun memiliki kantung ketuban yang terpisah.
Laporan Miami Herald menyebutkan, anomali di mana satu janin diselimuti oleh yang lain disebut dengan “fetus in fetu” atau “kembar parasit”. Kembaran yang diserap biasa mengalami pertumbuhan yang berhenti sementara.
Kasus langka ini terjadi pada satu dari 500.000 kelahiran hidup yang pada umumnya cacat muncul berada di lapisan perut janin lainnya. Namun pada kasus kali ini massa yang muncul berada di kepala.
Kemungkinan itu muncul pada saat awal perkembangannya, pada tahap sel telur dibuahi membentuk kelompok sel yang disebut dengan blastokista.
Fetus in fetu intrakranial disebut muncul dari blastokista yang tidak terpisahkan. Artinya dua janin yang ditakdirkan untuk tumbuh terpisah, namun tetap bersatu. Bagian siam berkembang menjadi otak depan janin inang dan menyelubungi embrio lainnya selama pelipatan pelat saraf.
“Janin intrakranial dalam janin sangat langka dengan kurang dari 20 laporan yang diterbitkan di seluruh dunia,” seperti catatan laporan kasus tahun 2020 di jurnal World Neurosurgery.
Pemeriksaan pencitraan terhadap otak kepala anak yang berusia 1 tahun itu menunjukkan bahwa janin mengandung kolom tulang belakang dan dua tulang kaki. Janin yang cacat itu juga memiliki spina bifida yakni kondisi sumsum tulang belakang yang terbuka dan tidak ditutupi oleh jaringan punggung. Hal ini terjadi karena adanya masalah selama perkembangan.
Namun laporan ini tidak memberikan keterangan tentang kondisi anak umur 1 tahun tersebut pasca operasi.
Editor : Miftahudin