JAKARTA, iNewsCirebon.id - 8 fakta Kota Gaib Saranjana yang misterius, menurut pengakuan beberapa orang bahwa kota gaib ini bukanlah mitos belakang. Kota Gaib Saranjana yang sedang viral ini tentunya semakin menambah penasaran.
Kota Gaib Saranjana viral belakangan ini, ternyata kota tak kasat mata itu sebelumnya kerap menjadi sorotan dan perbincangan publik.
Seperti yang telah diceritakan sebelumnya dalam artikel berjudul Kota Gaib Saranjana dengan Sederet Kisah Mistis, Warga hingga Artis Alami Keanehan Bikin Merinding, Keberadaan Kota Gaib Saranjana diyakinin penduduk sekitar berada tepat di selatan Pulau Laut, tepatnya di Desa oka-oka, Kecamatan Pulau Laut Kota Baru, Kalimantan Selatan.
Kisah Kota Gaib Saranjana memang sudah melegenda dan diyakini keberadaannya oleh penduduk sekitar sebab begitu banyak kisah mistis yang beredar dari mulut ke mulut.
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber kota ini merupakan bagian dari Pulau Laut. Sebuah pulau yang sangat terpencil dan berada di dekat laut sekitaran Kalimantan Selatan.
Warga mempercayai, wilayah berupa perbukitan tak berpenghuni itu merupakan kerajaan atau kota besar alam gaib yang dihuni oleh bangsa jin Islam.
Tak hanya dokter Devi yang mengalami kejanggalan saat berfoto di daerah itu, banyak pula cerita yang berasal dari warga lokal yang mengaku mengalami kejadian mistis di tempat itu bahkan masuk ke dalam Kota Gaib Saranjana. Adapun satu dari sedikit orang tersebut ialah Pua Bela penduduk Desa Tanjung Lalak Utara, yang jaraknya sekitar setengah jam dari kota. Kesehariannya, ia bekerja sebagai perangkat daerah Kecamatan Pulau Laut dan dikenal sebagai pribadi yang ramah dan baik hati serta murah senyum.
Pua Bela, orang pilihan yang dapat keluar masuk Kota Gaib Saranjana. Foto: Tangkapan Layar Kanal YouTube Master Rojah
Dia dipercaya menjadi 'warga pilihan' yang mampu keluar-masuk Kota Saranjana dengan leluasa. Hal ini dikarenakan ia memiliki senjata tradisional mandau yang diyakini dapat mengaktifkan indra keenamnya, sehingga mampu menembus alam gaib.
“Rata-rata orang suku Banjar (menetap) di sana, tapi ada juga orang Mandar-nya, orang Jawa-nya. Ya, macam-macam suku,” kata Pua Bela.
Editor : Miftahudin