Lantas bagaimana legenda dan mitos munculnya Belawa? Bersumber dari kanal Youtube Koela, diceritakan oleh Kang Yanto, salah satu pengurus obyek wisata Cikuya.
Dikisahkan ada seorang pemuda bernama Jaka Saliwah yang memiliki kelainan fisik. Jaka memiliki kulit sebelah hitam dan sebelah putih. Karena kelainannya itu, Jaka sering dibully sehingga memiliki sifat pemurung walau sebenarnya Jaka adalah seorang pemuda cerdas.
Hati orangtuanya sangat sedih melihat keadaan anaknya sehingga mereka membawa Jaka ke sebuah padepokan Syekh Datuk Putih, tujuannya agar mendapat kesembuhan dan normal kembali.
Jaka pun menuruti keinginan orangtuanya, ia tinggal bertahun-tahun untuk berguru pada Syekh Datuk Putih dan belajar ilmu agama.
Namun setelah bertahun-tahun lamanya, Jaka mulai kecewa karena warna kulitnya tak kunjung normal. Dengan amarah, ia merobek-robek sebuah kitab kuno dan membuang sobekan itu ke sebuah telaga kecil.
Suatu keajaiban muncul, sobekan itu menghilang dan muncullah hewan-hewan kecil berbentuk anak kura-kura lalu diberi nama Kuya.
Yang lebih membuat kaget, seketika itu pula wajah Jaka Saliwah berubah menjadi normal. Akhirnya, daerah tersebut diberi nama Cikuya, Desa Belawa.
Anak Belawa. Foto: Tangkapan layar kanal YouTube Koela
Kang Yanto juga menceritakan mitos yang berkembang di masyarakat. Warga menganggap Belawa sebagai hewan keramat sejak ditemukannya kura-kura putih. Mereka mempercayai larangan membawa Belawa keluar dari desa tersebut, jika hal itu dilanggar maka akan tertimpa musibah.
"Mitos itu terus dijaga turun temurun sebagai kearifan lokal tujuannya untuk tetap menjaga lingkungan di desa ini," terang Kang Yanto.
Karena mitos itulah, maka tidak ada warga yang berani memperjualbelikan Belawa atau sampai memakannya.
Itulah sekelumit kisah kura-kura keramat purba Belawa yang hanya ada di Cirebon dan terus dilestarikan hingga kini.
Editor : Miftahudin