get app
inews
Aa Read Next : Lebih Canggih dan Berbahaya dari Bjorka, Hacker Israel Incar HP Jenderal TNI dan Menteri Indonesia

Terduga Hacker Jutaan Data WNI Terdeteksi

Kamis, 17 Juni 2021 | 17:52 WIB
header img
Wakil Ketua DPD RI Sultan Najamudin. (Foto: dok DPD RI)

JAKARTA, iNews.id - Wakil Ketua DPD RI Sultan Najamudin mengapresiasi polisi yang berhasil menemukan profil terduga pelaku yang membocorkan 279 juta data WNI di BPJS Kesehatan. Polisi mengaku, hal ini kemudian masih terus didalami oleh penyidik. 

“Untuk sementara penyidik telah menemukan profil milik pelaku yang ada di dalam Raid Forum itu. Profilnya penyidik sudah membaca itu, tinggal di dalami oleh penyidik,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono.

Dengan ditemukannya profil terduga pelaku tersebut, Rusdi menyatakan tak menutup kemungkinan pihaknya tentang proses lanjutan dari penyidikan perkara dugaan kebocoran data WNI tersebut. 

“Kedepan ada perkembangannya. Tentunya sudah mengarah profil ke pelaku,” ujar Rusdi.

Menurut dia, ditemukannya profil terduga pelaku tersebut berawal setelah penyidik melakukan penelusuran melalui mata uang kripto atau Cryptocurrency. 

“Lalu juga telah memeriksa secara online Cryptocurrency yang diduga itu milik pelaku. Untuk sementara, penyidik telah menemukan profil milik pelaku yang ada di dalam Raid Forum itu. Profilnya penyidik sudah membaca itu, tinggal di dalami oleh penyidik,” ucapnya. 

Kejadian ini menyebabkan sebanyak 279 juta data penduduk Indonesia diduga dijual di forum online, termasuk data orang yang telah meninggal. Informasi ini berdasarkan sebuah cuitan dari akun Twitter @ndagels dan @nuicemedia yang pertama kali mengungkap kebocoran data tersebut. 

Data bocor itu meliputi informasi yang cukup lengkap dari para penduduk Indonesia. Adapun informasi pribadi yang bocor meliputi NIK (Nomor Induk Kependudukan), nama, alamat, nomor telepon, bahkan jumlah gaji. 

Sejauh ini, belum diketahui dari instansi mana data bocor ini berasal. Namun, berdasarkan unggahan yang dibagikan @nuicemedia, dugaan menyebutkan data yang bocor tersebut dari BPJS Kesehatan.

Untuk membuktikan kebenaran data dari 279 juta, si pengunggah data bahkan memberikan sampel berisi satu juta data penduduk Indonesia. Sampel tersebut diunggah ke laman berbagi file bayfiles, anonfiles, dan mega. 

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, Sultan Najamudin kerap kali memberikan literasi digital. Bahwa di antara pengguna internet di Indonesia yang semakin tinggi, saat ini kejahatan di ruang digital pun ikut mengkhawatirkan.

Dirinya mengedukasi masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian. Sebab, tantangan di ruang digital semakin besar, seperti konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, hingga radikalisme berbasis digital. 

Selain menambah wawasan, hiburan serta menjadi sarana promosi bisnis dan turisme, ruang digital sehat juga bisa membuat seseorang memperoleh pekerjaan profesional. Hal ini dapat membuat seseorang menjadi bangga dengan kreativitasnya dan merasa bahagia. 

Oleh karena itu, Mantan Wakil Gubernur Bengkulu ini mengingatkan agar masyarakat tidak masuk ekosistem internet yang tidak sehat. Seperti halnya cyber-bullying, menyebarkan hoaks, iklan palsu, provokasi, berita kekerasan, hingga pelecehan seksual online yang meningkat di masa pandemi. 

Semua itu memberi kecemasan, emosi, amarah yang memunculkan depresi hingga bunuh diri. 

“Kita harus membiasakan internet sehat, bisa dimulai dengan double check fakta berita, tulis sumber saat mereferensikan sesuatu, membayangkan perasaan pihak yang menerima komentar, dan mengingat dampak dunia maya di dunia nyata, serta harus memastikan pesan yang disampaikan bermanfaat,” tutur Sultan Najamudin.


 

Editor : Miftahudin

Follow Berita iNews Cirebon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut