Setelah mencapai darat, Mayor Atang bersama dua anggotanya yakni Koptu Sugeng dan Koptu Suhar bergerak maju untuk merebut tempat-tempat strategis.
Di bawah hujan tembakan musuh, Mayor Atang kemudian meminta kedua anggotanya untuk mengibarkan bendera Merah Putih.
Namun, upaya tersebut sulit dilakukan mengingat tempat pengibaran bendera berada di tengah lapangan kantor gubernur. Lokasinya yang sangat terbuka membuat ketiganya rawan terkena tembakan musuh.
Meski begitu, Mayor Atang tidak putus asa, dengan gigih dia memberikan tembakan perlindungan untuk kedua anggotanya, sekaligus mengalihkan perhatian musuh.
Sementara itu, Koptu Sugeng dan Koptu Suhar dengan cepat berlari menuju tiang bendera. Keduanya langsung menurunkan bendera Fretilin dan menggantinya dengan bendera Merah Putih.
Namun, baru naik setengah tiang, tiba-tiba Koptu Sugeng merasakan ada peluru musuh yang mengenai kakinya. Kendati demikian, hal itu tidak meruntuhkan semangat kedua prajurit Kopassus.
Keduanya tetap mengerek bendera Merah Putih hingga mencapai puncaknya.
Setelah berhasil menaikkan Merah Putih, keduanya kemudian berlindung. Dalam posisi berlindung, Koptu Sugeng memeriksa kakinya.
Beruntung, peluru hanya mengenai kantong minumannya. Di tengah desingan peluru, Mayor Atang secara perlahan bergerak mendekati persembunyian musuh.
Tindakan tersebut dilakukan untuk menghentikan tembakan musuh yang sangat gencar.
Meski sempat dilarang oleh Koptu Sugeng, Mayor Atang tetap pada pendiriannya dan berusaha keluar dari tempat perlindungan.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait