KABUPATEN CIREBON, iNews.id - Pangeran Arya Penengah Abu Hayat atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Suryanegara adalah salah satu tokoh bersejarah asal Cirebon dalam melawan Pemerintah Kolonial Belanda kala itu. Pangeran Suryanegara yang merupakan putra dari Sultan Amir Sena Jaenudin ini dikenal sebagai tokoh yang gagah berani dan selalu membela masyarakat kecil terhadap kesewenang-wenangan Belanda.
Dengan sistim perang gerilya dengan dan taktik tutup Kembu (dalam bahasa Cirebon : tempat menaruh hasil ikan yang terbuat dari bambu), Pangeran Suryanegara berhasil membuat Belanda geram. Tidak sedikit senjata milik Belanda yang berhasil dirampas oleh pasukan dibawah komando Pangeran Suryanegara.
Dengan dukungan pasukan yang berasal dari kalangan pesantren yang ada di sekitar Cirebon kala itu, Pangeran Suryanegara berhasil menguasai beberapa daerah di wilayah Ciayumajakuning bahkan sampai ke Sumedang.
Pangeran Makmur Kartakusuma, yang merupakan keturunan langsung dari Pangeran Suryanegara, mengatakan, dari penggalan sejarah di atas, bisa disimpulkan kalau Pangeran Suryanegara memilih untuk keluar dari Keraton kasepuhan pada saat itu, dan berperang dengan Belanda.
"Sistim perang gerilya dan taktik tutup Kembu menjadi cara yang ampuh untuk menaklukkan Belanda, dan dengan waktu yang lama, belum bisa menangkap Pangeran Suryanegara," ujar Pangeran Makmur, Jumat (1/10/2021).
Dikatakan Pangeran Makmur, Pangeran Suryanegara meninggal karena sakit dan umur yang sudah mulai tua, akan tetapi perjuangan melawan Kolonial Belanda terus berjalan, dan yang memimpin pasukan santri pada saat itu adalah anak dari Pangeran Suryanegara yakni Pangeran Lubung Surya Kusuma.
"Dibawah Komando Pangeran Lubung, tentara Belanda juga masih merasa kewalahan menghadapi nya, dan perang melawan Kolonial Belanda ini terus dilakukan sampai generasi berikutnya atau cucu dari Pangeran Suryanegara yakni Pangeran Tanduk Suryakusuma," katanya.
Kegigihan pangeran Suryanegara dalam melawan Kolonial Belanda, dan perang yang begitu lama sehingga menuntut Pangeran Makmur, Belanda harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mengalahkan pasukan santri ini.
"Jadi kami kira wajar jika kami keluarga dan keturunan dari Pengeran Suryanegara meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Pangeran Suryanegara," katanya.
Perang kedondong yang dilakukan oleh Ki Bagus Rangin dan juga Perang Gerilya yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro, menurut Pangeran Makmur semua mengadopsi dari Pangeran Suryanegara.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait