JAKARTA, iNews.id - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyoroti terkait pilihan investasi Tesla di Thailand ketimbang di Indonesia.
Tesla memilih Thailand dinilai ramah investasi di samping juga merupakan basis industri otomotif yang cukup terkenal dan penghasil sparepart andal.
"Di luar masalah pengalaman panjang di bidang otomotif, Thailand relatif unggul dalam hal standar enviromental, social dan governance (ESG)," jelas Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (29/5/2022).
Bhima menambahkan sejumlah pertimbangan seperti kebijakan dibidang lingkungan hidup dan ketenagakerjaan menjadi prasyarat bagi Tesla sebelum berinvestasi.
"Perbaikan terhadap skor ESG seperti merevisi UU Cipta Kerja yang dinilai kontra terhadap keberlanjutan lingkungan hidup dan tenaga kerja wajib dilakukan," ungkapnya.
Ia juga memprediksi bahwa kemungkinan besar setelah perakitan mobil listrik dan baterai di India dan Thailand, Tesla akan lebih tertarik berinvestasi dalam sektor ESS (Energy Storage System), semacam power bank untuk penyimpanan energi di Indonesia.
"Pemerintah sebaiknya segera melakukan follow up terhadap komitmen investasi Tesla, kejelasan proposal teknis, regulasi dan insentif yang dibutuhkan serta kawasan industri yang mendukung ekosistem industri," ujarnya.
Sebelumnya, dikutip dari thethaiger.com pada Minggu (29/5/2022), Tesla Company (Thailand) Ltd sudah teregistrasi sebagai perusahaan baru di Thailand. Nilai investasi awal yang dikucurkan mencapai 3 juta baht atau sekitar Rp1,2 miliar.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait