JAKARTA, iNews.id - Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) meluncurkan E-PMII sebagai platform manajemen administrasi organisasi berbasis digital, Sabtu (18/9/2021).
Peluncuran aplikasi tersebut sebagai upaya PMII merespons transformasi teknologi informasi yang semakin cepat.
Grand Opening E-PMII dan Digital Talks Manajemen Administrasi Digital diselenggarakan virtual dan langsung di Hotel Acacia, Jakarta Pusat.
Kegiatan ini dihadiri secara virtual oleh Dirjen Aplika Kemkominfo Samuel Abrijani. Acara dihadiri langsung Ketua Umum PB PMII Abdullah Syukri dan Ketua Bidang Aparatur PB PMII, Rohim Hidayatullah.
Dalam sambutannya, Rohim menyampaikan, memasuki era teknologi begitu cepat ini, PB PMII merespons perkembangan dunia digital untuk diaplikasikan dalam tata kelola organisasi. Menurutnya, peluncuran E-PMII sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan mengefisiensi segala proses administrasi PMII dari tingkat PB hingga kepengurusan komisariat dan rayon.
"Sekarang sudah memasuki era teknologi begitu cepat. Begitu juga PMII, harus bisa merespons perubahan itu. Kalau kemarin belum berbasis teknologi digital, sekarang sudah berbasis digital," ujarnya.
Rohim menegaskan, aplikasi E-PMII tidak dibuat oleh developer dari luar. Melainkan sebuah karya yang dikembangkan oleh kader-kader PMII yang ahli di bidang teknologi informasi.
Sejauh ini, lebih dari 60 pengurus cabang yang sudah menggunakan E-PMII untuk mengajukan usulan pelantikan atau pengajuan sertifikasi Pelatihan Kader Lanjut (PKL).
Rohim melanjutkan, diluncurkannya E-PMII, maka segala administrasi persuratan dan pendataan sudah tidak lagi mengandalkan kertas. Maka itu, segala persuratan maupun sertifikat yang dikeluarkan oleh PB PMII tervalidasi secara digital.
"Ini adalah bagian dari visi misi ketua umum. E-PMII adalah upaya merealisasikannya, agar bisa dipakai semua kader di Indonesia. Pengajuan SK sekarang bisa online. E-PMII adalah pangkalan data kader PMII se-Indonesia," ujarnya.
Usai secara resmi meluncurkan E-PMII, Ketua Umum PB PMII Abdullah Syukri menyampaikan rasa bangga dan berterima kasih kepada Kominfo yang sudah menerima hasil karya kader PMII.
Pria akrab disapa Abe itu mengingatkan, kader aktif PMII yang tersebar di semua provinsi berjumlah lebih dari satu juta kader.
Sumber daya kader sebesar itu, menurutnya, PMII membutuhkan satu sistem manajemen aturan yang tertata dan efektif untuk memudahkan kerja-kerja organisasi.
Diluncurkannya E-PMII merupakan solusi dari digitalisasi manajemen administrasi PMII.
Proses kaderisasi di PMII bisa tervalidasi dengan baik melalui aplikasi E-PMII. Karena itu, fungsi utama aplikasi itu sebagai pangkalan data seluruh data PMII. Sehingga, ke depannya validasi kader PMII tidak akan bisa dipalsukan.
"Kedepannya, tidak bisa ada yang mengaku-ngaku sebagai kader PMII untuk kepentingan tertentu. Data kader tidak bisa dipalsukan," tegas Abe.
Abe mengakui, ketimpangan akses pemanfaatan teknologi informasi yang tidak merata di tanah air, menjadi kendala pengurus cabang di daerah tertentu menggunakan aplikasi E-PMII. Atas hal itu, perubahan tata kelola organisasi PMII tidak dilakukan secara cepat.
"Step by step, kami melakukan perubahan. Perubahan ke arah digital ini tidak secara radikal. Karena ada ketimpangan pembangunan yang luar biasa, sehingga ada daerah yang kurang mendukung akses serba digital," tuturnya.
Setelah E-PMII resmi diluncurkan, kegiatan dilanjut dengan Digital Talks tentang Manajemen Administrasi Digital. Turut hadir sebagai pembicara, Kepala Seksi Pelayanan Balai Sertifikasi Elektronik BSSN, Manager WQA Asia Pasific Muhammad Aristian, dan Sekretaris Bidang Aparatur PB PMII Ruzi Setiawan. (Bidang Media dan Opini Publik PB PMII).
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait