TORONTO, iNews.id – Pelat mobil menjadi bagian identitas kendaraan disetiap negara. Nah hal unik yang dilakukan para perantau asal Indonesia, khususnya diaspora yang berada di Toronto, Kanada
Berbagai cara dilakukan para perantau, khususnya diaspora di Toronto, Kanada untuk mengungkapkan kecintaan kepada kampung halaman. Salah satunya membeli nomor pelat kendaraan bermotor sesuai nama daerah asal mereka.
Wiryawan, 52, pria asal Kadipaten Kidul Nomor 44, Ndalem Kaneman, Yogyakarta, memesan nomor khusus bertuliskan YOGYA saat membeli mobil pertamanya di Kanada pada 2010 lalu. Dia rela merogoh kocek lebih dalam demi mendapatkan nomor unik untuk mobil jenis hatchback buatan Jepang.
“Pada saat itu saya membayar sekitar CAD200 untuk pelat nomor kendaraan YOGYA. Tidak apa-apa (membayar lebih mahal) karena dengan pelat mobil itu saya selalu merasa diingatkan tentang asal-usul saya. Dan saya juga bangga dengan identitas saya di mobil itu,” katanya kepada iNews.id di Toronto, baru-baru ini.
Bagi dia, Yogya dengan segala kultur dan tradisi sangat menginspirasi kemanapun dia pergi. Terlebih lagi kala memutuskan menetap di negara yang berada di belahan benua Amerika bagian Utara ini pada 2001. Pelat mobil itu tidak hanya mengingat tempatnya dibesarkan, tetapi ibu bapak dan keluarganya. Juga kenangan indah masa kecil.
“Saya lahir dan besar di di sana kemudian langsung merantau ke Kanada yang letaknya sangat jauh dari Indonesia. Yah, sebagai pelepas rindu juga. Dengan pelat mobil ini, anak-anak saya akan selalu ingat asal-usul orang tuanya serta mau mempelajari budaya dan tradisi masyarakat Yogyakarta,” imbuhnya.
Wawan, begitu dia akrab disapa, menjelaskan, keunikan pelat nomor kendaraan itu membuat mobilnya langsung dikenali, khususnya warga Indonesia di Toronto dan sekitarnya. Tamu-tamu yang datang dari Indonesia juga memberi perhatian saat melihat nomor tersebut.
Pernah juga seorang pria India mendatanginya karena tertarik dengan pelat mobil itu. Menurut pria tersebut, kata Yogya juga memiliki arti dalam bahasa Hindi, yakni sesuai.
Pengajar kesenian Indonesia ini tidak mempermasalahkan kondisi tersebut seakan membuat gerakannya terhambat karena semua orang tahu mobilnya.
“Saya sih biasa-biasa saja,” ucapnya.
Mantan staf bagian sosial budaya di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Toronto ini mengungkapkan, untuk mendapatkan pelat nomor kendaraan unik itu tidaklah sulit.
Petugas di kantor Service Ontario tinggal mengecek pelat yang diajukan dan bila tidak dimiliki pihak lain, maka langsung diberikan dalam beberapa hari.
Biayanya pun hanya sekali dibayarkan. Selebihnya tinggal membayar pajak yang besarannya sama dengan nomor pelat lainnya.
Sementara itu, seperti Wawan juga, Yusri membeli pelat nomor mobilnya CIREBON untuk selalu mengingat kota kelahirannya. Tentunya juga karena kecintaaan dan kebanggaannya kepada kota yang berada di Jawa Barat tersebut. Perempuan yang sudah lebih dari 11 tahun menetap di Kanada itu tidak ingin seperti papatah kacang lupa pada kulitnya.
“Saya tinggal di sini (Toronto) sejak 2009 dan jarang pulang ke Indonesia karena jaraknya jauh dan biaya juga tidak sedikit. Sekitar tiga tahun lalu saya melihat beberapa mobil di jalanan di Toronto menggunakan pelat unik, seperti nama pemiliknya, nama kota dan sebagainya, saya terpikir menggunakan nama CIREBON pada pelat mobil saya,” ujarnya, kemarin.
Tetapi, dia urungkan niat itu karena menurut teman-temannya untuk membeli pelat mobil unik harus membayar mahal. Barulah pada Oktober 2021 dia memutuskan untuk menggantinya saat membayar pajak kendaraan.
“Saya bayar sebesar CAD310 dan tiga minggu kemudian pelat itu dikirim ke alamat rumah saya. Senang bangetlah. Enggak apa-apa bayar mahal kan cuma satu kali,” kata perempuan yang lahir dan besar di kawasan Jalan DR Sutomo Kesambi, Cirebon itu.
Saking senangnya dan bangga sebagai Orang Cirebon, dia posting pelat itu di sosial medianya. Teman-temannya pun langsung berkomentar saat tahu pelat nomor kendaraannya.
”Saya akan klakson di jalan karena pasti itu kamu yang nyetir,”celetuk temannya. Ibunya yang di Cirebon juga senang mengetahui kabar itu. “Ibu tertawa dan bilang ada-ada aja kamu. Ya wis terserah kamu, lha uang kamu kok,” imbuh Yusri.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait