TEHERAN, iNewsCirebon.id - Markas stasiun televisi pemerintah Iran dibombardir oleh Israel saat sedang melakukan siaran langsung pada hari Senin.
Serangan ini terjadi ketika seorang penyiar berita perempuan tengah membacakan berita di layar kaca.
Dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, penyiar bernama Sahar Emami terlihat terpaksa menghentikan siaran dan melarikan diri ketika ledakan terjadi.
Debu dan puing-puing mulai berjatuhan, diikuti dengan padamnya lampu di studio setelah terdengar ledakan keras.
Serangan ini menargetkan kantor pusat IRINN (Islamic Republic of Iran News Network), yang merupakan bagian dari lembaga penyiaran negara Iran, IRIB (Islamic Republic of Iran Broadcasting).
Media lokal melaporkan bahwa meskipun mengalami kerusakan akibat serangan, kantor tersebut tetap melanjutkan operasional beberapa menit setelah insiden terjadi.
Setidaknya empat bom menghantam Kantor Urusan Politik IRINN. Foto dan video dari lokasi memperlihatkan gedung dalam kondisi terbakar hebat, dengan asap hitam pekat membumbung tinggi ke udara. Sahar Emami dilaporkan selamat tanpa luka dan kembali bekerja.
Dalam wawancaranya dengan IRIB, ia mengecam serangan tersebut dan menyayangkan sikap diam komunitas internasional terhadap kekerasan terhadap jurnalis.
Militer Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa mereka memang menargetkan kantor penyiaran tersebut.
Mereka mengklaim bahwa fasilitas itu digunakan oleh militer Iran untuk operasi yang disamarkan sebagai kegiatan sipil.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa penyiar tersebut memang menjadi target dalam upaya menghentikan "propaganda dan hasutan Iran."
"Corong propaganda Iran sedang dalam proses diberangus," ujar Gallant, seperti dikutip oleh The Jerusalem Post, Selasa (17/6/2025).
Pemerintah Iran mengecam serangan ini sebagai kejahatan perang. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak guna menghentikan agresi Israel.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang berbasis di New York juga mengecam serangan tersebut.
"Tindakan ini mengejutkan dan tidak dapat diterima. Pertumpahan darah ini harus segera dihentikan," tulis CPJ dalam pernyataan resmi di media sosial.
Serangan ini terjadi dalam konteks konflik militer yang makin memanas antara Iran dan Israel sejak Jumat pekan lalu.
Israel sebelumnya melancarkan serangkaian serangan udara ke berbagai lokasi strategis di Iran, termasuk fasilitas pengayaan uranium di Natanz serta markas militer yang menewaskan beberapa komandan senior dan ilmuwan nuklir. Sebagai balasan, Iran menembakkan sejumlah besar rudal balistik ke wilayah Israel.
Hingga kini, ratusan warga Iran dilaporkan tewas akibat serangan Israel, sementara di pihak Israel tercatat 24 korban jiwa dan ratusan lainnya luka-luka.
Kedua negara terus saling menyerang dalam eskalasi konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait