APBN Menjaga Kestabilan Ekonomi di Jawa Barat

Riant Subekti
Kinerja ekonomi Jawa Barat triwulan II 2024 tumbuh positif sebesar 4,95 persen(yoy), dengan PDRB ADHB sebesar Rp706,48 triliun dan ADHK sebesar Rp436,95 triliun. Foto : Ilustrasi

BANDUNG, iNewsCirebon.id -Pertumbuhan ekonomi global masih dibayangi risiko dan ketidakpastian, setelah pemangkasan suku bunga AS yang antara lain disebabkan oleh dinamika pasar keuangan (volatilitas nilai tukar & yield), risiko geopolitik yang masih tinggi, dan pertumbuhan Eropa sangat lemah.

Kinerja ekonomi Jawa Barat triwulan II 2024 tumbuh positif sebesar 4,95 persen(yoy), dengan PDRB ADHB sebesar Rp706,48 triliun dan ADHK sebesar Rp436,95 triliun. Neraca perdagangan Jawa Barat bulan Juli masih melanjutkan surplus sebelumnya, di angka USD 2,11 miliar. Nilai ekspor tercatat USD 3,33 miliar, sementara impor mencapai USD1,22 miliar.Inflasi domestik di wilayah Jawa Barat bulan Agustus terkendali, sebesar 2,39 persen (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,90.

Penyumbang utama inflasi yoy diantaranya adalah komoditas Beras, Emas Perhiasan, Sigaret Kretek Mesin, Kopi Bubuk, dan Cabai Rawit. NTP danNTUP Jawa Barat naik akibat semua subsektor alami kenaikan. NTP bulan Juli sebesar 111,99sementara NTN sebesar 113,61Perkembangan APBN sampai 31 Agustus 2024APBN kembali mencatatkan surplus sebesar Rp16,66 triliun dengan total pendapatan sampai 31 Agustus 2024 mencapai Rp99,85 triliun (60,98 persen dari APBN total belanja Rp83,19 triliun (65,72persen dari APBN). Pendapatan Wilayah Jabar tumbuh sebesar 1,98 persen (yoy) atau senilai Rp1,94 triliun. Kenaikan terbesar terjadi pada Pajak Bumi dan Bangunan yang tumbuh 14,18 persen atau senilai Rp43,89 miliar dan PPh Non MIgas yang tumbuh sebesar 9,40 persen. Atau senilai Rp3,47 triliun. Kenaikan Bea Masuk sebesar 9,91 persen karena terdapat importasi Bulog dan realisasi pelunasan dari hasil audit cukup signifikan.

Penerimaan pajak s.d. Agustus 2024 mencapai Rp76,235 triliun. Penerimaan pajak tahun 2024 tumbuh positif sebesar 3,01 persen (Rp2,230 triliun), dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Dari lima jenis pajak, kelompok PPN dan PPnBM mengalami kontraksi sebesar -3,57 persen (Rp1,291 triliun) dibanding periode yang sama tahun lalu. Jenis pajak PPh Non Migas mengalami peningkatan sebesar 9,40 persen (Rp3,473 triliun). PBB mengalami pertumbuhan sebesar 14,18 persen (Rp44 miliar) dibandingkan periode Agustus 2023. Jika dilihat dari realisasi per bulan, secara netto, pada realisasi bulan Agustus 2024 sebesar Rp9,16 triliun. Lebih besar jika dibanding realisasi netto bulan Agustus 2023 sebesar Rp. 6,20 triliun.

Kesimpulan Kondisi global terus dicermati sementara volatilitas pasar keuangan diharapkan menurun seiring semakin jelasnya arah kebijakan moneter negara maju. Pertumbuhan ekonomi kuartal II terjagapositif 4,95 persen yang didukung konsumsi yang terjaga kuat dan pertumbuhan investasi. Kinerja APBN s.d. Agustus 2024 terjaga on-track sambal mengantisipasi perlambatan pendapatan negara dan menjaga kualitas belanja negara. APBN terus dioptimalkan sebagai shock absorber dalam melindungi masyarakat dan menjaga kestabilan perekonomian.

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network