CIREBON, iNewsCirebon.id - Tradisi Memayu Buyut Trusmi menjadi ragam kegiatan tradisi yang ada di kota Cirebon. Ritual ini disaksikan oleh Warga di seluruh Desa Trusmi Kabupaten Cirebon yang memadati jalan utama desa. Mereka dengan ramai berdesakan untuk melihat tradisi Memayu Buyut Trusmi Cirebon.
Sesepuh Desa Trusmi Kulon Kabupaten Cirebon KH. Tony Syach mengatakan bahwa kegiatan ini diadakan setiap tahun dan tidak sekadar menjalankan tradisi saja. Memayu Buyut Trusmi Cirebon memiliki banyak makna didalamnya, salah satunya mempererat tali silaturahmi antar warga.
"tidak hanya warga sekitar, bahkan ada warga dari desa lain yang rela datang dari jauh ke sini, ada yang sekedar berdoa ataupun menonton. Dengan acara ini, Mereka bertemu satu sama lain dan terjadilah silaturahmi yang besar di desa ini," kata Tony Syach, Minggu (20/10)
Warga sudah memadati jalan di desa sejak pagi hari dan jalan itu merupakan pusat kerajinan batik. Para warga yang datang menanti arak-arakan yang dipamerkan oleh warga desa maupun kelompok masyarakat lainnya.
Panitia juga sudah menyiapkan bergram aneka makanan yang tersedia di kompleks makam Buyut Trusmi Cirebon. Makanan yang disajikan akan dibagikan kepada warga yang datang untuk dimakan bersama usai arak-arakan.
"Di komplek makam tersedia sangat banyak jenis makanan, sehari sebelum dimulai ritualnya, para warga sekitar sudah mengirimkan makanan ke sini. Jadi warga sekitar tak perlu khawatir kehabisan makanan," ujar dia.
Ritual Memayu
Ritual Adat Memayu Buyut Trusmi Cirebon merupakan sebuah rangkaian acara budaya dalam rangka mengganti setiap atap bangunan makam Ki Buyut Trusmi dan kegiatan ini juga menjadi cara warga setempat menyambut datangnya musim hujan.
Pelaksanaan ini dirayakan setiap tahunnya. Ritual Memayu Buyut Trusmi Cirebon biasa dilaksanakan pada hari Minggu. Panitia Penyelenggara biasanya membutuhkan informasi terlebih dahulu mengenai tepatnya musim hujan.
Pemasangan atap atau yang biasa dibilang welit pada makam Buyut Trusmi rencananya dilakukan pada keesokan harinya, pada hari Senin dan dimulai pukul 06.00 WIB. Warga sekitar juga akan bergotong royong memasang setiap atap tersebut.
Ritual Memayu dibuka dengan acara pacuan kuda. Saat arak-arakan diselingi dengan berbagai kebudayaan masyarakat sekitar yang berupa tari-tarian, hasil kerajinan batik, makanan khas Cirebon hingga patung-patung yang berukuran besar.
"Acara ini juga sebagai persiapan menjelang musim hujan, agar tidak ada atap yang bocor saat musim hujan berlangsung dan sebagai tanda harapan kita agar musim hujan segera tiba," tutupnya
Nah, itu dia Tradisi Memayu Buyut Trusmi yang menjadi Ritual kebudayaan yang masih lestari hingga saat ini, ada yang sudah pernah ikut perayaannya?
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait