Gulali Jadoel Gerobak Pikul yang Ngangenin, Jajanan Tempo Dulu yang Tetap Eksis di Jaman Now

Mery
Gulali jadoel yang ngangenin, tetap eksis di jaman modern. Foto: Mery

KABUPATEN CIREBON, iNewsCirebon.id - Gulali Jadoel gerobak pikul yang ngangenin, membuat kita bernostalgia pada masa kecil di jaman sekolah dahulu. Rasa gulali jadoel yang manis dengan beraneka ragam bentuk tetap eksis di jaman now.

Di tengah menjamurnya berbagai inovasi dan variasi makanan yang modern, gulali tempo dulu ini tetaplah mendapat tempat di hati, bukan hanya rasa manis dan bentuk unik kreatifnya tetapi juga kenangan yang ada di dalamnya.

Gulali berwarna merah dan hijau menjadi ciri khas jajanan yang digemari anak-anak. Terlihat anak-anak dengan gembira langsung berkerubut mengitari mamang penjual gulali ini dan langsung berteriak memesan bentuk yang mereka ingini.

Ada bentuk bunga, burung, kupu-kupu, keris, sikat gigi, dan aneka bentuk tiga dimensi lainnya yang dijual seharga Rp2.000. Tak hanya itu penjual gulali ini juga menyediakan cetakan dengan berbagai gambar, seperti gambar rumah, gambar kupu-kupu, gambar batik dan lain-lain yang berukuran lebih kecil dari bentuk tiga dimensi, untuk urusan hargapun berbeda, gulali cetakan ini hanya dijual seharga Rp1.000.

Pak Kasmanah (37) asal desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon mengaku berjualan gulali jadoel ini sejak tahun 2003 menceritakan bahwa gulali buatannya selalu ditunggu-tunggu bukan saja oleh anak-anak tetapi juga orang dewasa.

Dalam sehari, Kasmanah dapat menjual 100-200 gulali dengan wilayah jualan mencakup Sinarancang, Setupatok, Banjarwangunan, Pamengkang, Bandengan dan Mundu dengan berbekal gerobak pikul kecil yang berisi kompor minyak tanah untuk melumerkan gulali agar bisa dibentuk.

"Sehari ya bisa laku 100-200 gulali, ya keliling sekitar Mundu, Sinarancang, Setupatok, Banjar, Bandengan, Pamengkang, golet-golet sing akeh uwong bae," cerita Kasmanah, Kamis (5/1/2022).

Ia juga menuturkan gulali buatannya aman untuk dimakan karena tidak menggunakan biang gula ataupun perasa dan pewarna yang membahayakan.

"Gulali sing kita gawe aman, makainya cuman gula pasir, perasa dan pewarna makanan yang aman, ngga ada pengawet jadi paling tahan mung 2 dina," ujarnya.

Kasmanah juga berterimakasih pada orang yang telah mengajarkannya membuat Gulali saat dia bekerja di Garut. Tak ketinggalan ia juga menceritakan proses pembuatan gulali yang dijualnya.

"Prosesnya 1-2 jam, gula pasir dicampur air matang dan bersih,  terus dipanaskan  sampai 1 hingga 2 jam an, setelah itu baru dimasukkan perasa makanan sesuai selera juga pewarna makanan yang aman. Setelah mengental, lalu dimasukkan ke wajan yang akan ia bawa keliling saat berjualan," terangnya.

Agar mudah dibentuk, maka gulali itu harus dalam keadaan kental, tidak boleh keras. Oleh karenanya tersedia kompor minyak untuk memanaskan olahan gulali itu.

"Ikih ana kompor minyake, supaya kental jadi gampang bentuknya, baka wis keras ya angel," ungkapnya.

Ia juga bersyukur dengan berjualan gulali ini bukan saja meraup untung yang lumayan untuk menghidupi keluarganya, tetapi juga ia senang melihat wajah ceria anak-anak yang membeli dagangannya.

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network