Di suku ini, perempuan boleh memiliki banyak pasangan selagi memilah siapa di antara mereka yang akan dinikahi. Tidak ada rebutan pacar dan tidak ada saling olok dengan kata “pelacur” atau “pelakor”. Bahkan, kasus perceraian, kasus kekerasan seksual, dan kasus pemerkosaan berjumlah nol.
Suku Kreung menjunjung tinggi nilai-nilai feminisme tanpa perlu mendengar teori-teori feminisme. Para tetua adat percaya, perempuan sebagai ibu dari penerus suku, harus diperbolehkan memiliki otoritas atas tubuhnya sendiri agar tidak merasa terpaksa dalam memiliki pasangan dan anak sehingga bisa merawat keluarganya dengan senang hati.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait