Kudeta Ratu Adil Januari 1950; Jakarta Jadi Sasaran, Begini Akhir Nasib APRA di Tanah Pasundan

Rizky Darmawan, Sindonews
APRA ( Angkatan Perang Ratu Adil), merupakan salah satu peristiwa pemberontakan yang terjadi pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia. Gerakan ini dipimpin oleh Raymond .Foto: Ist

Di mana Tentara KNIL akan dibubarkan dan akan dimasukkan ke dalam kesatuan-kesatuan TNI dan pasukan Belanda harus ditarik dari Indonesia. Kerja sama antara APRA dengan Sultan Hamin II dari Pontianak yang memiliki paham feodal akhirnya terbentuk. Kudeta pada Januari 1950 ini merupakan percobaan yang mereka lakukan, demi mempertahankan negara feodal RIS ketika mayoritas negara bagian RIS menginginkan bergabung dengan Republik Indonesia.

Ultimatum yang menuntut pemerintah RIS menghargai negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta mengakui APRA sebagai tentara Pasundan, dikirimkan oleh Westerling pada pemerintah RIS 5 januari 1950. Dalam tenggang waktu lima hari pemerintah RIS harus memberi jawaban dan akan terjadi perang bila tuntutan tersebut ditolak.

Mengetahui hal tersebut, perintah penangkapan Westerling dikeluarkan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta pada 10 Januari 1950 demi mencegah agresi terjadi. Benar saja, APRA mempercepat gerakannya dengan melakukan pembantaian anggota TNI di Kota Bandung dan berhasil menduduki Markas Staf Divisi Siliwangi.



Editor : Miftahudin

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network