CIREBON, iNews.id -Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, mencanangkan program Revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA) 2021. Program yang akan menyasar 100 KUA di tahun ini itu, dilakukan untuk meningkatkan layanan keagamaan bagi masyarakat hingga level terbawah.
Bukan hanya itu, revitalisasi KUA ini juga, akan menjadi penggerak praktik moderasi beragama di tingkat kecamatan. Ada enam KUA yang dijadikan model dalam program ini, salah satunya adalah KUA Ciawigebang Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
Walaupun belum masuk kedalam kantornya, aura revitalisasi di KUA ini sudah cukup terasa. Terlihat dari bangun yang lebih rapih, tempat parkir yang ideal, serta ada fasilitas untuk warga disabilitas.
Akses jalur khusus ini, bisa dilihat mulai dari area parkir, hingga pintu masuk KUA.
Terlihat juga, ada dua besi penyangga, yang akan membantu penyandang disabilitas untuk memasuki ruangan.
Semangat pelayanan prima pada KUA ini, juga bisa dilihat dari teknis pelayanan. Jika biasanya warga yang hendak mengurusi keperluannya, asal nyelonong masuk kedalam, tidak berlaku di KUA ini.
Semua tamu yang masuk, akan diterima oleh pegawai yang bertugas di front office. Petugas ini akan menanyakan keperluannya dan membantu memberikan pelayanan secara maksimal.
"Jika memang bisa diselesaikan di front office, maka diselesaikan disitu. Jika perlu langkah lanjutan, maka nanti akan diarahkan oleh petugas," ujar Kepala KUA Ciawigebang, Iman Rohiman, Sabtu (5/6/2021) Sebagai bentuk peran KUA dalam menjaga keberagaman, pihaknya juga memiliki sebanyak 20 penyuluh agama, yang bertugas memberikan pemahaman agama kepada masyarakat.
20 penyuluh agama ini, mendampingi sebanyak 24 desa yang ada di Kecamatan Ciawigebang. Mereka mengisi sejumlah kegiatan di masjid-masjid, serta sejumlah majlis taklim.
Pesan-pesan yang disampaikan, berkaitan dengan Islam moderat, islam rahmatan lil alamani, dan dakwah-dakwah agama yang toleran. Iman memastikan, bahwa diwilayahnya tidak ada konflik antar agama, ataupun antar aliran. Sehingga menurutnya, para penyuluh agama ini memiliki peran yang sangat penting untuk meredam hal tersebut.
"Alhamdulillah, tidak ada konflik agama ataupun aliran disini," kata Iman. Dalam hal pelayanan kepada masyarakat, KUA ini perlu dijadikan rujukan.Semua tarif yang berkaitan dengan kegiatan KUA, ditempel dengan ukuran besar, diruang tunggu front office.
Masyarakat yang mengakses ruangan tersebut, tentunya bisa melihat secara jelas, berapa biaya yang harus dikeluarkan. Dalam informasi tarif yang terpampang, lebih banyak tidak berbiaya (gratis) dibandingkan berbiaya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait