JAKARTA, iNews.id - Nyamuk Aedes Aegypti merupakan binatang penyebar virus dengue melalui gigitannya. Di Indonesia kasus penyakit demam berdarah jumlahnya masih tinggi.
Hal itu juga diikuti dengan masuknya musim penghujan di sejumlah wilayah. Kebanyakan kasus demam berdarah ini terjadi di daerah tropis dan subtropis.
Khususnya di kawasan Asia Tenggara, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Penyakit ini disebut sangat membahayakan karena dapat mengancam nyawa seseorang. Apalagi gejala demam berdarah ini berbeda tipis dengan gejala flu.
Virus dengue banyak menyerang anak kecil hingga remaja. Virus ini juga menular di area yang sama, tak heran bila banyak kasus satu keluarga terinfeksi virus dengue dan menderita penyakit demam berdarah.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, Prof Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro Sp,A(K) mengatakan, virus dengue ini belum ada obatnya, sehingga harus diketahui gejala penularan agar tindakan pengobatannya tidak terlambat.
"Di fase awal ini harus diberikan suportif terapi. Karena jika dibiarkan akan memasuki fase kritis," jelasnya saat dalam pemaparan di acara ASEAN Dengue Day atau Hari Demam Berdarah (DBD) ASEAN 2022, Rabu (15/6/2022).
Sementara itu, fase kritis sendiri masuk di hari ke 4-7. Fase ini akan menyebabkan seseorang mengalami kebocoran pada plasma, tekanan darah turun sehingga menyebabkan shock, hingga penggumpalan cairan di rongga perut.
"Kemudian masuk fase penyembuhan. Pasien sudah mulai sadar, denyut jantung membaik, dan virus sudah mulai menghilang," kata dia.
Namun gejala demam berdarah ini memang tidak berbeda jauh dengan gejala flu, namun demam berdarah ini memiliki warning sign. Warning sign ini akan timbul setelah demam.
"Biasanya pasien akan mengalami nyeri perut, pembesaran hati, adanya cairan di paru-paru, gelisah, lemas, hingga tidak mau makan dan minum," paparnya.
Menurut Dokter Sri Rezeki, untuk mengetahui apakah Anda terinfeksi virus dengue atau tidak bisa dilihat dari warning sign tersebut.
"Cara ini agar tidak terlambat diobati, karena banyak sekali pasien yang terlambat dan akhirnya kesulitan diobati. Kalau datang di fase awal demam masih bisa tertolong," pungkas dr. Sri Rezeki.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait