JAKARTA, iNews.id - Penyanyi Justin Bieber belum lama ini menghebohkan penggemarnya usai mengumumkan dia terkena Ramsay Hunt Syndrome.
Lantas, apa itu Ramsay Hunt Syndrome atau sindrom Ramsay Hunt? Dan, apa bedanya dengan Bell’s Palsy yang tampak serupa? Berikut informasinya, dirangkum dari berbagai sumber.
Melansir dari MayoClinic, Sindrom Ramsay Hunt (herpes zoster oticus), terjadi ketika wabah herpes zoster mempengaruhi saraf wajah di dekat salah satu telinga.
Selain ruam, sindrom Ramsay Hunt dapat menyebabkan kelumpuhan wajah dan gangguan pendengaran di telinga yang terkena.
Sindrom Ramsay Hunt sendiri disebabkan oleh virus yang sama dengan virus yang menyebabkan cacar air. Setelah cacar air sembuh, virus tersebut masih hidup di saraf dan bisa hidup kembali setelah bertahun-tahun kemudian.
Ketika hal tersebut terjadi, maka itu dapat mempengaruhi saraf wajah Anda.
Ada beberapa gejala utama sindrom Ramsay Hunt. Di antaranya ruam merah yang menyakitkan dengan lepuh berisi cairan, dan kelemahan wajah atau kelumpuhan pada sisi yang sama dengan telinga yang terkena.
Biasanya, orang yang terkena sindrom ini juga akan mengalami sakit telinga, gangguan pendengaran, telinga berdenging, kesulitan menutup salah satu mata, sensasi berputar, kehilangan atau perubahan persepsi rasa, hingga mulut dan mata kering.
Apa bedanya dengan Bell’s Palsy?
Sementara itu, Bell’s Palsy merupakan suatu kondisi yang menyebabkan kelemahan tiba-tiba pada otot-otot di satu sisi wajah. Dalam kebanyakan kasus, kelemahannya ini bersifat sementara dan dapat membaik secara signifikan selama berminggu-minggu. Demikian dilansir dari MayoClinic.
Berbeda dengan Ramsay Hunt Syndrome, Bell's Palsy yang juga dikenal sebagai kelumpuhan wajah perifer akut ini penyebabnya tidak diketahui. Bell’s Palsy ini dapat terjadi pada usia berapa pun.
Meski penyebab pastinya tidak diketahui, para ahli menduga hal tersebut disebabkan oleh pembengkakan dan peradangan pada saraf yang mengontrol otot-otot di satu sisi wajah. Bell’s Palsy juga diduga disebabkan oleh reaksi yang terjadi setelah infeksi virus seperti herpes zoster, flu B, gondongan, hingga campak Jerman atau rubela.
Untuk gejala Bell’s Palsy di antaranya kelemahan ringan hingga kelumpuhan total di satu sisi wajah Anda yang terjadi secara tiba-tiba dan dalam beberapa jam hingga minggu. Penderita Bell’s Palsy juga kerap merasakan wajah terkulai dan kesulitan membuat ekspresi wajah, nyeri di sekitar rahang, sakit kepala, hingga kehilangan rasa.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait