JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menceritakan upayanya dalam negosiasi dengan Tesla supaya tertarik berinvestasi di Indonesia.
Bahkan, dia menjadikan megaproyek di Kalimantan Utara senilai 132 miliar dolar AS atau Rp1.895 triliun sebagai bagian dari negosiasi dengan Tesla.
Proyek seluas 230.000 hektare (ha) itu difokuskan pada hilirisasai industri hijau. Proyek yang akan selesai dan produksi pada 2024 ini akan membantu Indonesia dalam bertransformasi ke energi hijau.
"Saya memulai proyek ini 5 tahun yang lalu setelah melakukan peninjauan. Sekarang kita akan punya petrochemical terbesar di dunia, itu 132 miliar dolar AS dihabiskan untuk proyek ini" kata dia, dalam Seminar Nasional, Rabu (25/5/2022).
Bahkan proyek miliaran dolar AS itu pun menjadi bagian dalam negosiasinya dengan Tesla agar tertarik berinvestasi di dalam negeri.
"Proyek ini adalah salah satu bagian negosiasi saya dengan Tesla dan tidak gampang negosiasinya. Saya bilang Elon (Musk), kalau kamu ingin dapat end to end, dapat baterai yang green product, dapat mobil yang green product ya tempatkan di sini karena kita punya 10.000 megawatt hydro power, kita punya 10.000 megawatt solar panel," tuturnya.
Indonesia juga memiliki potensi besar di nikel. Bahkan dia meyakini Indonesia bisa menjadi produsen lithium baterai nomor 1 atau 2 terbesar di dunia pada 2026 atau 2027.
"Tentu saja saya yakin karena kita punya cadangan nikel paling besar, dan kita juga punya hydro power karena orang-orang akan melihat green product," ujarnya.
Luhut menuturkan, pada tahun 2030, Eropa tidak lagi menerima energi fosil, tetapi hanya menerima energi hijau. Tentu hal ini menjadi suatu hal yang baik bagi Indonesia karena kaya akan energi hijau.
"Mereka akan lihat green energy dan kita punya 437 potensi green energy dan semua sedang berproses saat ini," ucapnya.
Editor : Miftahudin