JAKARTA, iNews.id – Istri Choky Sitohang, Melissa Aryani, belum lama ini menuturkan kisahnya tentang pindah agama dari sebelumnya Islam menjadi Kristen.
Pada kanal YouTube Daniel Mananta, dia menegaskan, keputusan itu tak ada sangkut pautnya dengan sang suami. Melissa mengaku, perkenalan dengan Kekristenan bermula ketika dia mengalami titik jenuh dengan pekerjaannya sebagai pramugari.
Melissa mengatakan keputusannya berpindah agama murni karena pilihan pribadi, bukan karena ingin menikah dengan Choky.
Tepatnya pada 2003, Melissa merasa kesepian dan kekosongan hidup. Saat itu dia merasa lelah dengan rutinitasnya sebagai pramugari. “Mungkin saat itu, banyak orang ingin ada di posisi aku.
"Jadi pramugari, terbang ke luar negeri, pulang sebentar ke Bali, lalu bersantai. Manusia memang tak ada puasnya ya," katanya dikutip dari Daniel Mananta Network, Senin (25/4/2022).
Ketika dia merasa sepi, tiba-tiba teman sekamarnya memutar kaset instrumental lagu rohani Kristen. Saat mendengar lagu itu Melissa merasa lebih tenang. Sejak itulah lagu itu selalu diputarnya saat dia merasa sepi dan lelah dengan rutinitas pekerjaannya.
Dari kebiasaan itu, dia merasa digerakkan untuk membaca Alkitab yang berada di tumpukan buku milik temannya. Dia mulai membaca Perjanjian Lama dan menemukan kesamaan kisah dengan apa yang dibacanya selama ini.
Merasa tidak enak selalu meminjam milik temannya, Melissa membeli sendiri Alkitab untuknya. Dia kecanduan dengan setiap ayatnya dan mengibaratkannya seperti membaca sebuah novel.
Istri Choky Sitohang, Melissa Aryani, memutuskan pindah agama di usia 20 tahunan. Hal itu membuat ibu tiga anak tersebut selalu membawa Alkitab kemanapun dia pergi, termasuk ketika harus bekerja.
“Aku menikmati semua prosesnya. Pulang terbang, berdiam diri di kamar dan mendengarkan lagu rohani sambil membaca Alkitab. Entah bagaimana, aku merasakan ketenangan,” katanya. Cukup lama, setelah hampir 6 bulan akhirnya Melissa selesai membaca seluruh isi Alkitab, dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru.
Dia mengaku, ada banyak ayat yang tak bisa dipahaminya kala itu, namun dia memutuskan untuk tetap membacanya. Dari situ, dia kemudian mulai mengikuti ibadah di salah satu gereja di Bali. Pengalaman itu, membuat dia yakin memilih Kristen sebagai agama barunya. Pada 2003, dia mendeklarasikan imannya sebagai seorang Kristen dengan dibaptis.
“Saat itu, usiaku masih sangat muda, awal 20-an. Itu keputusan yang sulit tapi sekaligus melegakan. Pada akhirnya aku belajar, iman itu adalah hubungan pribadi kita sama Tuhan bukan karena diwariskan,” katanya lagi.
Editor : Miftahudin