Tim menggunakan metode analisis qRT-PCR yang diperbarui untuk memungkinkan deteksi varian HeV-g2 baru, yang tidak dapat dilakukan oleh metode skrining standar. Secara total, lebih dari 4.500 sampel urine dikumpulkan dan 1.674 sampel lebih lanjut juga diperoleh dari individu-individu kelelawa selama sesi penangkapan.
Mereka menemukan varian baru hadir dalam total sepuluh sampel di semua musim dan di beberapa spesies kalong. Ini menunjukkan varian HeV-g2 sudah lazim di seluruh populasi ini dan dapat menghadirkan risiko limpahan yang berbeda.
Selain itu, ini juga menunjukkan varian itu sekarang lebih luas secara geografis daripada yang diketahui sebelumnya. Jadi, varian itu harus dipantau lebih dekat untuk meningkatkan pedoman perawatan hewan untuk mencegah kasus pada manusia.
Para peneliti sekarang berharap sistem diagnostik yang lebih komprehensif dapat diterapkan untuk memantau distribusi varian virus Hendra. Hal ini penting mengingat betapa mematikannya dan kurangnya pilihan pengobatan yang tersedia jika virus tersebut menyebar ke manusia.
Editor : Miftahudin