get app
inews
Aa Text
Read Next : Warganet Ancam Boikot Jakarta Fashion Week 2026 Gegara Azizah Salsha Tampil

KDM Datangi Guru yang Tampar Murid di Subang, Ingatkan Pentingnya Pendisiplinan Tanpa Kekerasan

Sabtu, 08 November 2025 | 09:59 WIB
header img
Menanggapi viral guru tampar murid, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turun langsung ke SMP Negeri 2 Jalancagak, lokasi terjadinya peristiwa tersebut. Foto: instagram

SUBANG, iNewsCirebon.id – Kasus guru menampar siswa di Kabupaten Subang menjadi sorotan publik setelah videonya viral di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turun langsung ke SMP Negeri 2 Jalancagak, lokasi terjadinya peristiwa tersebut.

Ia menegaskan bahwa pendisiplinan siswa memang perlu, tetapi tidak boleh dilakukan dengan kekerasan fisik.

Dedi tiba di sekolah sekitar pukul 07.30 WIB dengan mengenakan pakaian serba putih. Setibanya di lokasi, ia menyapa para guru dan siswa sebelum meninjau sejumlah ruang kelas yang tampak mengalami kerusakan di beberapa bagian.

Kunjungan itu kemudian berlanjut ke ruang kelas ZR (16), siswa yang menjadi korban dalam kasus ini. Nama ZR ramai diperbincangkan setelah videonya diunggah oleh akun Instagram @mangdans_, milik Deni Rukmana (38)—ayah ZR—yang memprotes tindakan seorang guru IPS bernama Rana Saputra karena diduga menampar anaknya usai upacara bendera pada Senin (3/11/2025).

Dalam keterangannya, Dedi menegaskan bahwa bentuk pendisiplinan terhadap siswa harus dilakukan secara mendidik dan manusiawi, bukan dengan kekerasan.

“Sanksi terhadap siswa jangan dilakukan dengan kekerasan. Sekolah harus tegas, tapi tidak boleh memukul. Risikonya terlalu tinggi,” ujar Dedi di SMPN 2 Jalancagak, Jumat (7/11/2025).

Ia mencontohkan, di beberapa daerah terdapat kasus guru yang harus dipenjara karena memukul muridnya. Karena itu, Dedi mengingatkan agar sanksi diberikan dalam bentuk kegiatan edukatif dan produktif, misalnya membersihkan lingkungan sekolah atau memperbaiki fasilitas umum.

“Sanksinya bisa sederhana. Bersihkan sampah, potong rumput, cat ruang kelas, atau bantu guru menulis. Kalau lemah di matematika, ya hukumannya belajar matematika setiap hari sampai bisa. Itu mendidik, bukan menyakiti,” katanya.

Selain itu, Dedi menyoroti perlunya penanganan khusus bagi siswa yang menunjukkan perilaku menyimpang, seperti merokok. Menurutnya, siswa seperti ini sebaiknya diarahkan ke program rehabilitasi atau pembinaan khusus, bukan dihukum secara fisik.

Sementara itu, guru IPS Rana Saputra mengakui perbuatannya dan menyampaikan penyesalan mendalam. Ia mengatakan bahwa insiden tersebut menjadi pelajaran berharga dan berjanji akan memperbaiki cara memberikan sanksi kepada siswa.

“Saya akui kemarin memukul siswa, tapi bukan untuk mencederai. Ke depan, sesuai arahan Kang Dedi, sanksi cukup berupa kerja sosial—bersihkan toilet, betulkan bangku, atau cat kelas. Yang penting anak tetap disiplin tanpa disakiti,” ujarnya.

Rana juga berharap masyarakat dapat memahami posisi guru yang sering dihadapkan pada situasi sulit dalam mendidik anak.

“Ini bukan soal siapa yang benar atau salah, tapi bagaimana martabat guru tetap dihormati,” tambahnya.

Kasus ini bermula ketika delapan siswa, termasuk ZR, diketahui melompati pagar sekolah untuk bolos. Mengetahui hal itu, Rana menampar para siswa sebagai bentuk pendisiplinan, namun tindakannya justru menimbulkan reaksi keras dari orang tua dan menjadi viral di media sosial.

Dedi Mulyadi menegaskan, insiden tersebut harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Ia mengingatkan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara guru dan orang tua.

“Ketika di sekolah, anak menjadi tanggung jawab guru. Ketika di rumah, tanggung jawab orang tua. Jadi keduanya harus saling menghargai,” tegasnya.

“Orang tua harus mempercayakan pendidikan anak kepada guru, tapi guru juga perlu memahami bahwa tidak semua hal bisa diselesaikan dengan kekerasan.”

Setelah pertemuan tersebut, Rana Saputra mendapat teguran langsung dari Gubernur Dedi Mulyadi dan berkomitmen untuk menerapkan metode pendisiplinan yang lebih mendidik di masa mendatang.

Editor : Rebecca

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut