Kasus Edit Foto Asusila di Cirebon: 4 Siswa Mengundurkan Diri dari Sekolah Asal

CIREBON, iNewsCirebon.id – Kasus edit foto bermuatan asusila yang menyeret nama sejumlah siswa di Kota Cirebon, SMAN 1 dan SMAN 6 menegaskan, peristiwa itu ternyata terjadi sebelum para siswa yang dilaporkan masuk ke sekolah tersebut.
Dua siswa SMAN 6 berinisial I dan A resmi mengundurkan diri pada Minggu (24/8/2025). Hal serupa juga dilakukan siswa SMAN 1 berinisial V, yang sebelumnya mendapat surat peringatan pertama (SP 1), namun memilih mundur sejak Jumat (22/8/2025).
“Kasus ini baru kami ketahui pada Jumat, 22 Agustus 2025, setelah ramai diperbincangkan. Setelah ditelusuri, kejadiannya sudah berlangsung sejak April–Mei, jauh sebelum mereka bersekolah di sini,” ungkap Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 6 Cirebon, Eka Novianto, Senin (25/8/2025).
Eka menambahkan, sekolah telah memanggil para korban maupun terlapor untuk dimintai keterangan. Dari hasil pertemuan, keluarga terlapor akhirnya memutuskan untuk menarik anaknya dari sekolah.
Di SMAN 6, tercatat ada dua terlapor dan dua korban. Sedangkan di SMAN 1, korban berjumlah empat orang. “Atas pertimbangan kondisi mental dan psikis anak, pihak keluarga memilih mengundurkan diri,” jelas Wakasek Humas SMAN 1 Cirebon, Mediyanto Sucipto.
Menurutnya, sekolah sudah melakukan pendampingan dan berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk DP3APPKB serta KAI, agar para korban bisa kembali beraktivitas di sekolah dengan tenang.
Sementara itu, upaya mediasi antara keluarga pelaku dan korban sempat dilakukan. Namun, mediasi tidak berjalan mulus. Pihak keluarga korban tetap bersikeras melanjutkan kasus ini ke jalur hukum, meski keluarga pelaku sudah menyampaikan permintaan maaf dan berharap persoalan selesai secara kekeluargaan.
Situasi sempat memanas ketika salah satu orang tua korban mendatangi keluarga pelaku dengan emosi hingga menimbulkan kericuhan. Bahkan, karena tak kuasa menahan amarah, orang tua korban tersebut jatuh pingsan setelah berhadapan langsung dengan pihak pelaku.
Ke depan, SMAN 1 dan SMAN 6 berkomitmen memperketat tata tertib penggunaan gadget di lingkungan sekolah. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah kewajiban siswa mengumpulkan telepon genggam selama jam belajar dan mengambilnya kembali setelah pulang sekolah.
“Kami berharap orang tua juga lebih mengawasi aktivitas anak-anaknya di luar sekolah. Kasus seperti ini sering kali terjadi di luar pengawasan guru,” tutur Mediyanto.
Editor : Miftahudin