Viral Artis Soimah Maki Calon Mantu dengan Sebutan Didikan VOC, Warganet Sarankan ke Psikolog

JAKARTA, iNewsCirebon.id - Belakangan ini, cuplikan video yang memperlihatkan Soimah memarahi pacar anaknya secara keras viral di media sosial. Gaya bicara Soimah yang blak-blakan dan bernada tinggi menuai reaksi beragam dari warganet.

Banyak yang menilai gaya mendidik Soimah terlalu keras dan bahkan menyebutnya sebagai “didikan VOC”.

Baca Juga

Viral, Motor Tersangkut di Tembok Rumah, Diduga akibat Percobaan Pencurian Gagal

Istilah "didikan VOC" yang dimaksud mengacu pada pola pengasuhan atau pembentukan karakter yang dianggap keras, tegas, dan kaku, layaknya sistem kolonial Belanda pada masa kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Nusantara pada abad ke-17 hingga awal abad ke-19.

Meski VOC bukan lembaga pendidikan, istilah ini kini digunakan secara satir untuk menyindir gaya pengasuhan yang dianggap otoriter.

Kontroversi ini mencuat setelah Soimah menjadi bintang tamu di podcast Raditya Dika. Dalam obrolan tersebut, ia bercerita bahwa dirinya kerap "meng-ospek" pacar anak-anaknya, terutama sejak masa mereka masih duduk di bangku SMA.

Baca Juga

Komunitas Cat warrior Indonesia Sebut Pelaku Intimidasi Dokter di Sekayu Sumsel Dibekingi Pejabat

"Justru awal-awal aku ospek, pacarnya, aku ospek. Pokoknya dengan mulutku ini, aku ospek," ujar Soimah dalam podcast tersebut. Ia mengaku pernah memaki pacar anaknya dengan kalimat seperti, “Nggak ada laki-laki lain buat pacarin anak SMA?” hingga membuat pacar anaknya menangis dan meminta putus.

Reaksi keras Soimah itu ternyata berdampak emosional pada sang pacar, yang akhirnya menangis dan memilih mengakhiri hubungan. Soimah sendiri mengungkapkan bahwa ia sengaja menunjukkan sikap terburuknya sejak awal agar calon menantu mengetahui seperti apa sosok orang tua yang akan dihadapi jika hubungan berlanjut ke tahap serius.

"Maksudku, kalau pacaran sama anakku, ya harus siap nerima ibunya juga. Aku emang suka nunjukin sisi terburukku di awal, biar tahu dan siap," jelasnya.

Editor : Miftahudin