Kisah Sedih Pengantin Wanita yang Batal Menikah karena Calon Suami Meninggal H-7 Pernikahan

JAKARTA, iNewsCirebon.id - Sebuah kisah pilu tengah viral di media sosial tentang seorang perempuan yang batal menikah lantaran calon suaminya meninggal dunia tujuh hari sebelum hari pernikahan. 

Momen bahagia yang selama ini dinanti pun sirna seketika, meninggalkan duka yang mendalam.

Baca Juga

Bikin Nangis, Anak SD Curhat Nilai Rapor ke Ibunya yang Sudah Meninggal

Tragedi tersebut menimpa sepasang kekasih yang tengah bersiap menuju hari bahagia mereka. Tujuh hari menjelang pernikahan, sang calon pengantin pria meninggal secara mendadak.

Periode yang seharusnya dipenuhi kebahagiaan dan persiapan manis justru berubah menjadi hari-hari penuh kesedihan.

Unggahan video dan foto dari akun media sosial @haniyyy21 pada Minggu (29/6/2025) memperlihatkan betapa dalam rasa kehilangan yang dirasakan sang calon mempelai wanita. 

Ia harus merelakan mimpi indahnya untuk membangun rumah tangga pupus begitu saja.

Dalam video yang beredar, tampak kenangan manis bersama sang kekasih: sesi foto pre-wedding dengan busana adat, serta berbagai momen kebersamaan yang penuh cinta.

Namun semua kebahagiaan itu harus berakhir secara tiba-tiba. Dalam sebuah tangkapan layar percakapan, seorang netizen bertanya mengenai penyebab kematian sang pria. Calon mempelai wanita menjawab, “Meninggal mendadak, Kak. Lagi tidur, besok paginya ditemukan sudah tidak ada. Kata dokter gejala serangan jantung.”

Baca Juga

Ini Reaksi Sandiaga Uno Dengar Kisah Petugas Kebersihan Kembalikan Uang Rp65 Juta

Beberapa momen setelah kepergian sang kekasih juga diabadikan. Tampak sebuah keranda hijau dihiasi bunga dibawa ke dalam mobil jenazah, sementara sang wanita memeluk erat keranda itu sambil menangis. 

Dalam foto lain, ia terbaring lemas di atas ranjang, diselimuti duka mendalam.

“Duniaku hancur, mimpiku hancur,” tulisnya lirih.

Tak hanya itu, sebuah halaman dari buku diary sang wanita juga diunggah, memperlihatkan betapa dalam cintanya kepada sang calon suami.

“Dan kemudian kau datang. Kau menjadi seseorang yang mengguncang seluruh semestaku. Dengan cara yang paling manis, kau mengajarkanku untuk bersyukur atas hal-hal yang cepat berlalu. Jiwaku adalah kamu. Aku tetap mencintaimu meski tanpa suara, dan tetap merindukanmu meski tanpa jumpa. Kau abadi di hatiku. Selamanya,” tulisnya dengan penuh cinta.

Editor : Miftahudin