Warga Mengamuk Protes Pelayanan Buruk di RSUD Muna Barat Viral

MUNA BARAT, iNewsCirebon.id – Sebuah video yang menampilkan keluhan warga terhadap pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muna Barat, Sulawesi Tenggara, menjadi viral.
Dalam video berdurasi 3 menit 40 detik yang tersebar sejak Sabtu, 21 Juni 2025, terdengar sejumlah keluarga pasien menyampaikan kekecewaannya karena merasa terlambat mendapatkan layanan ambulans.
Tak hanya itu, keluarga pasien juga meluapkan emosinya dengan merusak sejumlah fasilitas rumah sakit.
Mereka bahkan terdengar mengucapkan kata-kata kasar dan terlihat mengejar seorang petugas medis perempuan.
Menanggapi kejadian tersebut, Bupati Muna Barat, La Ode Darwin, menyatakan telah memerintahkan inspektorat untuk melakukan penyelidikan di RSUD.
“Saya sudah instruksikan inspektorat untuk menyelidiki apakah ada pelanggaran SOP. Jika ditemukan pelanggaran, akan ada teguran keras dan evaluasi terhadap pelayanan,” tegas Darwin.
Ia juga menekankan bahwa pemerintah daerah akan segera melakukan pembenahan layanan kesehatan, termasuk menambah jumlah ambulans di RSUD dan beberapa Puskesmas di wilayah Muna Barat.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang dapat memicu kekacauan, apalagi sampai bertindak anarkis atau melakukan kekerasan terhadap petugas medis yang telah berupaya memberikan pelayanan terbaik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Muna Barat, Al Rahman, membantah tudingan keluarga pasien yang terekam dalam video tersebut. Ia menegaskan bahwa pihak rumah sakit telah menjalankan tugasnya sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Pelayanan di RSUD sudah dilakukan sesuai prosedur. Proses rujukan tidak bisa dilakukan sembarangan, tetapi harus melalui mekanisme yang berlaku,” jelas Al Rahman.
Ia menambahkan bahwa salah satu prosedur penting adalah pihak RSUD Muna Barat harus lebih dulu berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan di Kendari.
“Setelah ada konfirmasi dari rumah sakit tujuan, barulah surat rujukan diterbitkan. Jadi tidak bisa langsung merujuk pasien tanpa prosedur. Kemungkinan besar pihak keluarga belum memahami proses ini dan bersikap tidak sabar,” tambahnya.
Al Rahman juga membantah tuduhan mengenai tidak tersedianya ambulans, bahan bakar, maupun buruknya pelayanan.
“Semua tuduhan itu tidak benar. Bahkan pasien sudah diperiksa oleh tenaga medis dan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kondisinya tidak dalam keadaan kritis,” tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menyebut bahwa akhirnya pasien tersebut telah diantar menggunakan ambulans RSUD menuju Pelabuhan Tondasi untuk melanjutkan perjalanan ke Kota Kendari.
Editor : Miftahudin