KAI Gencarkan Kampanye Anti Pelecehan Seksual, Hadirkan Female Seat Maps demi Kenyamanan Penumpang

KOTA CIREBON, iNews.id - PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus memperkuat komitmennya dalam menciptakan lingkungan transportasi publik yang aman dan nyaman, terutama dari ancaman pelecehan dan kekerasan seksual. Melanjutkan komitmen tersebut, KAI Daop 3 Cirebon kembali menggelar Kampanye Anti Pelecehan dan Kekerasan Seksual yang kali ini dilaksanakan di Stasiun Cirebon Prujakan, Kamis (21/05).
Mengusung tema “Berbicara, Bersuara, Berdaya, Ayo Perangi Pelecehan Seksual”, kampanye ini dikemas dalam bentuk talkshow bertajuk Nyore di Stasiun Vol. 2 yang menggandeng komunitas pencinta kereta api IRPS (Indonesian Railway Preservation Society). Acara ini merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa yang sebelumnya digelar di Stasiun Cirebon pada September 2024.
Sejumlah narasumber hadir untuk berbagi perspektif dalam talkshow ini, antara lain Psikolog Vivi Ade Cerliana, M.Psi., Pakar Komunikasi Elsa Lalasari, S.Sos., CHA., Kanit PPA Satreskrim Polres Cirebon Kota IPDA Gunawan, SH, serta Kepala Stasiun Besar Cirebon Prujakan Enis Rahmawati.
Acara ini juga turut dihadiri Vice President KAI Daop 3 Cirebon Mohamad Arie Fathurrochman, perwakilan BEM dari berbagai kampus di Cirebon, serta sejumlah komunitas kereta api dan organisasi perempuan seperti KWACI dan PIKKA.
“Melalui kampanye ini, kami ingin mengajak para pengguna jasa kereta untuk tidak ragu melapor jika mengalami atau menyaksikan pelecehan seksual. Identitas pelapor akan kami jaga kerahasiaannya demi keamanan dan kenyamanan semua pihak,” ujar Arie.
Talkshow ini membahas berbagai hal penting mulai dari pencegahan kekerasan seksual di transportasi publik, langkah-langkah yang bisa dilakukan korban, hingga upaya konkret yang telah dilakukan KAI untuk menangani kasus-kasus tersebut. Menurut Arie, KAI berupaya menjadi teladan dalam membangun sistem perlindungan yang kuat bagi penumpang, agar bisa ditiru oleh moda transportasi publik lainnya.
“Kereta api merupakan transportasi publik yang relatif aman. Namun, kami tetap memperketat pengawasan dengan menambah jumlah petugas keamanan serta memperluas jangkauan CCTV baik di stasiun maupun di dalam kereta,” jelasnya.
Salah satu inovasi terbaru yang dihadirkan KAI adalah fitur Female Seat Maps dalam aplikasi Access by KAI. Fitur ini memungkinkan penumpang perempuan untuk memilih tempat duduk yang sudah ditempati penumpang perempuan lain, sehingga perjalanan terasa lebih aman dan nyaman.
Selain sanksi pidana, pelaku kekerasan dan pelecehan seksual juga akan masuk daftar hitam dan dilarang menggunakan layanan KAI. “Langkah tegas ini kami ambil sebagai bentuk perlindungan kepada pengguna jasa serta memberikan efek jera kepada pelaku,” tambah Arie.
KAI juga menekankan pentingnya melaporkan kasus kekerasan seksual melalui saluran resmi seperti call center 121 atau langsung kepada kondektur, bukan melalui media sosial, demi menghindari dampak hukum dari UU ITE.
Sebagai bagian dari kampanye, KAI turut menyebarkan edukasi melalui poster, stiker, serta mengajak pengguna jasa untuk menandatangani petisi Anti Pelecehan dan Kekerasan Seksual.
Melalui kampanye ini, diharapkan kesadaran masyarakat semakin tumbuh untuk bersama-sama menciptakan transportasi publik yang benar-benar aman dan bebas dari tindak pelecehan seksual.
Editor : Miftahudin