Kisah 4 Mata-Mata Wanita Cantik Mematikan yang Hidupnya Tragis

JAKARTA, iNews.id - Tugas mata-mata sebagai spionase memang terbilang cukup berat, tidak jarang mereka mengorbankan hidupnya untuk tugas besar yang diembannya.
Namun, beratnya pekerjaan mata-mata tidak menyurutkan sejumlah wanita untuk menyandangnya.
Berikut ini beberapa mata-mata wanita terkenal di dunia yang dilansir dari beragam sumber.
1. Mata Hari
Mata Hari, atau yang memiliki nama lengkap Margaretha Geertruida MacLeod, lahir pada 7 Agustus 1876 di Vincennes, Prancis.
Pada tahun 1895, ia menikah dengan perwira Skotlandia, Kapten Rudolph MacLeod. Dari tahun 1897-1902, pasangan tersebut tinggal di Jawa dan Sumatera.
Namun pernikahan tersebut berakhir dengan perceraian dan Mata Hari pun pindah ke Eropa. Ia kemudian menjadi penari erotis, menamai dirinya sebagai Mata Hari.
Sepanjang hidupnya, ia memiliki banyak kekasih yang kebanyakan merupakan perwira militer.
Mata Hari kembali ke Prancis melalui Spanyol pada tahun 1916. Di Madrid, ia menjalin kontak dengan Arnold von Kalle, atase militer Jerman.
Ia mengaku tindakannya itu sebagai pemenuhan janji kepada intelijen Prancis dan ia menggunakan jaringan perwira Jerman sebelum perang demi melawan sekutu.
Dalam transkrip interograsi pada Juni 1917, ia mengakui perbuatannya sebagai mata-mata yang direkrut Jerman pada 1915 di Den Haag, Belanda.
Atas tindakannya itu, ia dieksekusi di Prancis. Saat hendak ditembak mati, ia menolak menutup matanya dan menatap lurus ke 12 tentara saat mereka menembak dirinya.
2. Virginia Hall
Virginia Hall merupakan seorang perempuan Amerika yang memiliki jiwa petualangan yang tinggi.
Ia pernah mengalami kecelakaan yang serius hingga kehilangan kaki kirinya di bawah lutut. Ia selalu berkeinginan untuk bisa bekerja di Dinas Luar Negeri, namun ketika ia melamar setelah kecelakaan, ia gagal lantaran hanya yang “berbadan sehat” yang bisa melamar. Hal itu tak mengurungkan tekadnya.
Ia diterima di Special Operations Executive (SOE) yang memberinya pelatihan ekstensif dalam perdagangan rahasia, senjata, komunikasi dan perlawanan lainnya.
Pekerjaan itu membuatnya menghabiskan 13 bulan di Prancis untuk mengorganisir jaringan mata-mata dan memberikan informasi penting kepada pemerintahan Inggris.
Ia pernah membantu tawanan perang melarikan diri, merekrut pria dan wanita Prancis untuk menjalankan rumah persembunyian.
Atas keberanian dan kecerdikannya itu, pada tahun 1945 ia dianugerahi Distinguished Service Cross yang merupakan penghargaan satu-satunya kepada wanita sipil di Perang Dunia II.
Setelah perang, ia ingin tetap bekerja dalam dunia intelijen dan kemudian secara resmi bekerja di CIA pada 3 Desember 1951.
3. Ethel Rosenberg
Ethel Rosenberg lahir pada 28 September 1915. Ia melakukan aksi mata-mata bersama suaminya, Julius Rosenberg. Ethel dan Julius merupakan anggota aktif Communist Party of the United States of America.
Keduanya bekerja sama untuk memberikan informasi rahasia militer Amerika Serikat kepada Uni Soviet.
Kakaknya, seorang sersan yang ditugaskan dalam proyek pembuatan bom atom, memberikan data kepadanya tentang senjata nuklir.
Ethel dan Julius lantas memberikan informasi tersebut kepada Uni Soviet melalui jaringan spionase. Atas tindakanya itu, pasangan Rosenberg dijatuhi hukuman mati pada 5 April 1951.
4. Krystyna Skarbek
Krystyna Skarbek lahir pada tahun 1908. Wanita bernama asli Christine Granville ini merupakan wanita pertama yang bekerja untuk Inggris sebagai agen khusus selama Perang Dunia II.
Ia menjadi bagian dari Special Operations Executive (SOE), organisasi yang melakukan misi spionase dan pengintaian di Eropa.
Misi pertamanya dimulai pada Desember 1939, dengan menyamar menjadi jurnalis. Ia terbang ke Budapest dan membantu membangun sistem kurir yang memasok dana dan propaganda ke Polandia.
Ia juga mengumpulkan informasi tentang hubungan transportasi antara Rumania dan Jerman.
Selama menjadi agen mata-mata, beberapa pencapaian ia raih. Salah satunya saat ia membangun komunikasi pertama antara unit Perlawanan Prancis dan partisan Italia. Starbek kemudian menerima Croix de Guerre dari pemerintah Prancis.
Ia meninggal pada 15 Juni 1952 karena ditikam sampai mati di Hotel Shelbourne, London.
Editor : Miftahudin