Di antara ulama besar yang ditemui oleh Syekh Magelung di antaranya, Syekh Dzatul Ulum di Libanon, Syekh Attijani di Yaman Selatan, Syekh Qowi bin Subhan bin Arsy di Beirut, Syekh As Samarqondi bin Zubair bin Hasan di India, Syekh As Salam di Malaita, Syekh Mahmud di Yerusalem, Syekh Zakariya bin Salam bin Zaab di Tunisia, Syekh Marwan bin Sofyan Siddrul Muta’alim di campa dan masih banyak lagi ulama-ulama terkenal yang disinggahi oleh Syekh Magelung.
Hingga pada suatu saat Syekh Magelung sampai di perbatasan Selat Malaka dan bertemu dengan seorang pertapa sakti yang bernama Resi Purba Sanghyang Dursasana Prabu Kala Sengkala, dari sang resi inilah kemudian Syekh Magelung mendapat petunjuk jika orang yang dapat memotong rambutnya adalah seorang waliyullah yang berada di tanah Jawa.
Setibanya di pesisir tanah Jawa Syekh Magelung terus berkelana sambil bermunajat kepada Allah memohon agar dapat segera dipertemukan dengan waliyullah yang dapat memotong rambutnya itu. Saat sedang bermunajat tepatnya pada malam Jumat dirinya mendapat petunjuk bahwa waliyullah yang dicarinya adalah Sunan Gunung Jati di Cirebon.
Kemudian Syekh Magelung meneruskan perjalanannya menuju Cirebon dan bertemulah dirinya dengan waliyullah yang selama ini dicari-cari yaitu Sayid Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, tanpa berlama-lama dirinya menyampaikan maksud dan tujuannya kepada Sunan Gunung Jati.
Pada saat itulah rambut Syekh Magelung dapat dipotong dengan mudah oleh Sunan Gunung Jati. Tempat dimana rambut Syekh Magelung dipotong dinamakan Karanggetas hingga kini menjadi sebuah desa di Cirebon yang disebut Desa Karanggetas.
Kemudian Syekh Magelung mengangkat Sunan Gunung Jati sebagai gurunya yang kemudian Syekh Magelung diberi gelar Pangeran Soka dan diberi tugas untuk berdakwah menyebarkan agama Islam ditanah Cirebon.
Syekh Magelung dinikahkan oleh salah satu murid dari Sunan Gunung Jati yang bernama Nyimas Gandasari yang sangat cantik jelita.
Setelah dinikahkan Syekh Magelung kembali ditugaskan untuk berdakwah menyebarkan agama Islam ditanah Jawa dan hingga akhirnya wafat dan dimakamkan di Kampung Karang Desa Karangkendal Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon Jawa Barat.
Begitulah kisah Syekh Magelung Sakti, ulama sekaligus panglima perang yang gagah berani.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta