AARHUS, iNews.id - Federasi Bulu Tangkis Denmark (DBF) menghukum dua tunggal putranya, Anders Antonsen dan Viktor Axelsen.
Kedua tunggal putra asal Denmark tersebut dihukum denda 25 ribu Krona Denmark atau Rp54,5 juta. Pasalnya, kedua pemain ini tidak berpartisipasi pada Kejuaraan Nasional tahun lalu.
Semua berawal saat dua bintang Denmark ini baru kembali dari Olimpiade di Tokyo pada Agustus tahun lalu. Mereka berdua harus memainkan Kejuaraan Denmark di Esbjerg seminggu kemudian.
Akibatnya Antonsen dan Axelsen memilih absen di Kejuaraan Denmark.Hampir setengah tahun kemudian, Badminton Denmark kini memilih untuk menghukum kedua pemain tersebut.
Mereka dianggap melanggar kesepakatan yang menyatakan pemain tim nasional wajib untuk berpartisipasi dalam Kejuaraan Denmark. “Kami memiliki kewajiban untuk bertindak dan memberikan sanksi ketika kesepakatan bersama timnas dilanggar,” ucap Direktur Bulu Tangkis Denmark, Bo Jensen dikutip laman Sport.tv2, Rabu (26/1/2022).
Sebenarnya di kala itu, Axelsen dan Antonsen telah menghubungi pihak federasi terkait alasannya tidak bisa tampil. Kedua pemain ini mengalami kelelahan.
Pada saat yang sama, direktur Bulu Tangkis Denmark menyatakan kelelahan mental sebenarnya adalah alasan yang sah. Namun sayangnya saat itu Axelsen dan Antonsen tidak menunjukkan dokumentasi tertulis layaknya seperti cedera dan penyakit. Di situlah masalahnya.
“Jika Anda lelah secara mental di puncak Olimpiade dan ingin menggunakannya sebagai argumen, Anda harus memberikan dokumentasi. Ketika itu tidak terjadi, kami harus memberikan sanksi. Meski begitu, kami tidak menganggapnya sebagai masalah besar, kami juga tidak berharap akan terulang kembali dengan denda,” ucap Bo Jensen.
Terlepas dari hal tersebut perselisihan antara federasi bulu tangkis dan atlet belakangan ramai diperbincangkan. Siapa lagi kalau bukan Lee Zii Jia vs Asosiasi Badminton Malaysia (BAM).
Lee Zii Jia memutuskan mundur dari Pelatnas Malaysia. Sebab dirinya tertekan lantaran dituntut untuk mengukir segudang prestasi layaknya sang senior Lee Chong Wei.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta