CIREBON, iNewsCirebon.id - Sejarah makam Sunan Gunung Jati, selain menjadi tempat ziarah dan ibadah, juga menawarkan keindahan arsitektur yang menarik untuk dipelajari.
Tempat peristirahatan terakhir seorang tokoh penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang terletak di kota Cirebon, Jawa Barat.
Sejarah Makam Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati atau yang sebenarnya bernama Syarif Hidayatullah, adalah salah satu dari Walisongo yang berasal dari Demak.
Dia dikenal sebagai salah satu penyebar agama Islam di Jawa Barat yang berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup daerah Cirebon dan sekitarnya.
Sunan Gunung Jati meninggal dunia pada tahun 1568 dan dimakamkan di sebuah kompleks makam yang terletak di Desa Astana Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.
Makam Sunan Gunung Jati menjadi salah satu tempat ziarah yang populer di Cirebon. Makam ini dihiasi dengan berbagai ornamen seperti kubah dan menara.
Kubah makam yang berbentuk kerucut dan terbuat dari marmer putih menjadi salah satu ciri khas arsitektur Islam di Timur Tengah.
Di dalam kompleks makam ini juga terdapat sebuah menara dengan empat penjuru yang digunakan untuk menunjukkan arah kiblat dan melambangkan empat mazhab Islam. Di sekitar makam, terdapat kolam dan taman yang menambah keindahan dan ketenangan di lokasi tersebut.
Kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati memiliki sembilan pintu, yaitu pintu Gapura, pintu Krepyak, pintu Pasujudan, pintu Ratnakomala, pintu Jinem, pintu Rararoga, pintu Kaca, pintu Bacem, dan pintu Teratai.
Lokasi makam Sunan Gunung Jati sendiri berada di pintu kesembilan, pintu Teratai. Selain Sunan Gunung Jati, kompleks pemakaman yang terletak di Gunung Sembung Desa Astana ini juga merupakan tempat dimakamkannya keluarga maupun keturunan dari Sunan Gunung Jati.
Bagi masyarakat umum yang ingin berziarah, aksesnya dibatasi hingga pintu ketiga, yaitu pintu Pasujudan. Sementara pintu keempat dan seterusnya, hanya diperuntukkan bagi keluarga keraton Cirebon dan keturunan Sunan Gunung Jati.
Menurut pemerhati sejarah Cirebon, tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam makam Sunan Gunung Jati. Salah satu alasannya adalah karena di dalam kompleks pemakaman tersebut terdapat benda-benda berharga yang memiliki nilai sejarah.
Jadi, demikianlah sejarah Makam Sunan Gunung Jati, tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat ziarah dan wisata religi.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta