Sejarah Pabrik Gula Sindanglaut Cirebon: Didirikan Belanda 1863, Sempat Tutup Kini Beroperasi Lagi

CIREBON,iNewsCirebon.id - Sejarah pabrik gula Sindanglaut Cirebon bermula sejak awal pabrik ini didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1863. Pabrik gula Sindanglaut Cirebon menyimpan sejarah panjang dalam industri gula di Indonesia. 

Bahkan pabrik ini sempat menjadi pabrik gula terbesar di Asia lho. Lalu, ada cerita sejarah apa dibalik pabrik gula Sindanglaut Cirebon? Intip kisahnya yuk. 

Sejarah Pabrik Gula Sindanglaut Cirebon

Pada awal didirikannya oleh kolonial Belanda pabrik ini diberi nama Suikerfabriek Tjirebon atau pabrik gula Cirebon. Ketika itu, Benjamin Feist menginisiasi pendiriannya dan melakukan kerja sama dengan sebuah perusahaan gula Belanda bernama Nederlandsch Indische Landbouw Maatschappij (NILM). 

Di masa kejayaannya, pabrik ini sempat memiliki kapasitas produksi gula yang cukup tinggi yakni sebanyak 10.572,48 kg, dan gula stroop 409,14 ton.

Pabrik gula Sindanglaut didirikan pada tahun 1896 dengan nama 'Singdanglaoet' oleh NV. Mij Tot Exploitatie der Suiker kain 'Sindanglaoet' dan memiliki kantor direksi di Jakarta dengan nama CV Waller & Plato dengan mesin-mesin besar menjadi penunjang proses giling sampai kristalisasi gula.

Pasca Perang Dunia II, sebagian besar pabrik gula rusak parah dan terbengkalai sehingga tak terurus dan diambil alih oleh pemerintahan Jepang. Setelah perang dunia berakhir, pabrik-pabrik gula termasuk Sindanglaut ikut terbengkalai dan diambil alih oleh masyarakat Indonesia.

Untuk memudahkan proses pengelolaan, pabrik-pabrik gula tersebut dilebur masuk ke dalam satu badan hukum bernama Badan Penyelenggaraan Perusahaan Gula Negara (BPPGN). Dalam perkembangan selanjutnya, disempurnakan melalui Undang-undang Nasionalisasi Perusahaan Belanda nomor 86 tahun 1958 tanggal 27 Desember 1958.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta