ALJAZAIR, iNews.id - Perempuan tua asal Aljazair ini tak mau disebutkan namanya telah berusia 73 tahun, tanpa gejala dan keluhan apapun telah membawa sebuah janin yang membatu diperkirakan telah berusia 30 tahun dalam perut. Sementara janin yang telah membatu dalam perut diperkirakan berusia tujuh bulan saat meninggal dengan berat 4,5 pon atau dua kilogram.
Dokter yang memeriksa lansia tersebut mengatakan, kondisi langka itu disebut lithopedion atau bayi batu. Kehamilan tersebut tak terjadi di dalam rahim melainkan di perut. Kehamilan di perut biasanya berakhir dengan kematian janin. Itu karena janin tidak memiliki suplai darah yang cukup. Selanjutnya, tubuh tidak memiliki cara untuk mengeluarkan janin. Akibatnya, janin mengapur dan berubah menjadi batu.
Tubuh akan menerapkan proses kekebalan yang sama seperti dalam melindungi diri dari benda asing yang terdeteksi dalam sistem tubuh seseorang. Dr Kim Garcsi, dari University Hospitals Case Medical Center di Cleveland mengatakan, pengapuran jaringan melindungi ibu dari infeksi. Janin batu dapat tetap berada di perut tanpa terdeteksi selama beberapa dekade.
"Sebagian besar saat orang mengalami kasus ini, mereka tidak melakukan apa-apa karena benar-benar tanpa gejala," kata Dr Garcsi kepada ABC News. Menurut sebuah makalah tahun 1996 di Journal of Royal Society of Medicine, hanya 290 kasus lithopedion yang pernah didokumentasikan oleh literatur medis.
Editor : Miftahudin