get app
inews
Aa Read Next : Parafrase BEM UI Menjadi Trend Kritik Daerah

Pasca Pemanggilan BEM UI, Guru Besar UIN: Kritisme Kampus Tak Bisa Dimatikan

Selasa, 29 Juni 2021 | 14:48 WIB
header img
Guru Besar FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Din Syamsuddin menyampaikan pandangannya terkait kritik BEM UI kepada Presiden Jokowi. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Guru Besar FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Din Syamsuddin menyampaikan pandangannya terkait kritik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya sikap kritis BEM UI itu berkaitan dengan realita kehidupan masyarakat yang terjadi saat ini.  

Oleh sebab itu Din menilai kritik BEM UI sebagai hal lumrah. Dia menegaskan pola pikir yang kritis merupakan ciri khas kehidupan di kampus.

"Sikap dan pandangan BEM UI tentang Presiden Joko Widodo sebagai King of Lip Service mencerminkan sikap anak muda kritis. Mahasiswa memang diajari berpikir kritis terhadap realitas kehidupan masyarakatnya. Itu hal biasa di kampus," ujar Din di Jakarta, Selasa (29/6/2021). 

Din menegaskan justru aneh jika mahasiswa dan civitas akademika di kampus tidak memiliki atau kehilangan daya kritis.

"Justru aneh kalau civitas akademika kehilangan daya kritis, apalagi cenderung membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar," ucap dia.

Din mengimbau Rektorat UI menyikapi kritik yang disampaikan BEM UI secara baik. Dia juga menyarankan pihak-pihak yang berseberangan dengan BEM UI sebaiknya mengajukan argumen dan fakta tandingan.

"Pandangan BEM UI sebenarnya pandangan banyak orang. Namun, BEM UI memiliki keberanian moral untuk menyuarakannya. Hal itu harus dipuji, apalagi jika pandangan itu disertai bukti atau argumentasi. Itu sikap intelektual sejati," kata Din.

"Upaya pembungkaman kritisisme mahasiswa hanya akan membangkitkan kritisisme kampus yang selama ini sesungguhnya tidak mati dan tidak bisa dimatikan," tutur dia. 

Sebelumnya, BEM UI menjuluki Kepala Negara sebagai 'The King of Lip Service'. Julukan itu didasari pada beberapa isu di antaranya mulai dari pengesahan Undang-undang Cipta Kerja, polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hingga sejumlah isu lainnya. 

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Donny Gahral Adian mengatakan kritik BEM UI merupakan ekspresi dari mahasiswa. Namun dia mengingatkan ekspresi harus mengandung data dan fakta. 

"Oleh karena itu apabila ada data-data kita berdiskusi. Tetapi bahwa saya harus tegaskan pemerintah tidak antikritik, asal kritik bisa dipertanggungjawabkan pasti akan direspon," katanya. Tenaga Ahli Utama KSP lainnya, Ali Mochtar Ngabalin, ogah ikut campur mengenai kritikan BEM UI kepada Kepala Negara.

"Itu sudah dijawab oleh UI, biarlah itu menjadi ranah yang dikomunikasikan secara internal di UI. Namanya juga teman-teman, adik-adik mahasiswa, biar dikomunikasikan internal UI," ujar Ngabalin.

 

Editor : Miftahudin

Follow Berita iNews Cirebon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut