JAKARTA, iNews.id - Partai Demokrat menanggapi meme yang beredar di media sosial yang menuding menunggangi BEM Universitas Indonesia (UI). Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon menegaskan tudingan tersebut merupakan fitnah.
"Bantahan kami: sejak siang tadi beredar lagi di WA & medsos FITNAH kpd @PDemokrat terkait gerakan Mahasiswa. Khususnya UI kemarin. Hentikanlah cara2 politik kotor begini. Mungkin yg membuat ini merasa bebas krn dilindungi, tp ingatlah dibawalah langit ini tdk ada yg abadi, teman," katanya dalam akun Twitternya yang dikutip, Minggu (4/7/2021).
Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra sebelumnya diketahui memosting Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai 'The King of Lip Service'. Atas postingan itu, Jokowi juga sudah menanggapinya dengan santai.
Sementara itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, munculnya meme tersebut akumulasi sejak aksi BEM UI mencuat ke publik.
"Tuduhan yang segera ditempelkan ke Leon adalah ‘kaki tangan’ Cikeas karena tahun 2013 bertemu Ibu Ani di Istana. Padahal, Leon Ketua BEM UI, ketika itu baru SMP kelas dua dan mewakili Jawa Tengah bersama dengan perwakilan seluruh Indonesia selaku Duta Sanitasi," ujar Zaky.
Dalam meme tersebut mengaitkan BEM UI dengan Partai Demokrat. Termasuk di antaranya dibiayai oleh Partai Demokrat, dengan memasang wajah Susilo Bambang Yudhoyono, Andi Arief serta Agus Harimurti Yudhoyono.
Menurut dia, beredarnya meme itu sebenarnya sudah terjadi beberapa waktu lalu. Tudingan Demokrat berada di balik aksi BEM UI itu diklaim telah diterima sejumlah kader dan pengurus partai melalui pesan WathsApp (WA). Dia menegaskan bahwa hal itu adalah fitnah.
"Hari ini, muncul kembali serangan ke WA-WA pengurus dan kader kami. Termasuk ke kontak dari rekan-rekan kami. Muncul pula berbagai akun IG dan twitter yang menyebarkan fitnah serupa," ujarnya.
Dia menilai tindakan BEM UI merupakan bagian dari dinamika demokrasi. Mahasiswa, kata dia memang seharusnya mengkritik pemerintah dengan tujuan memberikan masukan yang baik.
"Sejak Bung Karno ketika mahasiswa. Bagian dari sejarah perjalanan demokrasi di negeri ini, yang melakukan koreksi terhadap Orde Lama, dan Orde Baru misalnya," katanya.
Editor : Miftahudin