JAKARTA, iNewsCirebon.id - Menelusuri jejak "Si Mata Biru" di Kampung Bule Lamno yang jumlahnya tinggal sedikit akibat Tsunami Aceh 2004 lalu.
Dalam kanal YouTube HABA ASA news diceritakan asal usul "Si Mata Biru" yang memiliki dua versi sejarah.
Versi pertama, dikisahkan pada tahun 1492-1511 sebuah kapal perang Portugis, dibawah pimpinan Kapten Pinto melarikan diri akibat kalah perang dengan Belanda di Selat Malaka.
Karena kapalnya mengalami kerusakan parah, akhirnya Kapten Pinto memerintahkan untuk menepi di Kerajaan Daya.
Pasukan Kerajaan Daya atau dikenal dengan nama Laskar Rimueng Daya langsung bersiaga untu perang melihat ada kapal yang merapat di wilayah kekuasaannya tanpa ijin. Meriam akhirnya ditembakkan hingga kapal tenggelam.
Seluruh awak kapal dan Kapten Pinto menyerah dan menjadi tawanan perang oleh Kerajaan Daya. Pasukan yang terluka dirawat dan mengharapkan datangnya bala bantuan dari Portugis untuk menjemput mereka pulang.
Tapi nyatanya, bantuan tak kunjung datang karena situasi di Semenanjung Malaka kala itu sedang tidak aman.
Atas kebijaksanaan penguasa Kerajaan Daya, akhirnya pasukan Portugis dibiarkan hidup berbaur dengan penduduk setempat sebagai budak. Mereka diajarkan bertani, adat istiadat dan bahasa Aceh serta ajaran agama Islam.
Waktu terus berlalu, akhirnya mereka mendapat status sebagai penduduk Kerajaan Daya dan diperbolehkan menikah dengan penduduk pribumi.
Editor : Miftahudin