Jaringan pergeseran geologi tersebut membentang hingga lebih dari 64 ribu kilometer dan kedalamannya mencapai sekira 65 kilometer menembus kerak berbatu. Jaringan pergeseran itu mencapai lapisan lunak yang dikenal sebagai zona lunak (astenosfer). Di dalam astenosfer, bebatuannya dalam keadaan sebagian leleh dengan tingkat kepadatan dan kelekatan relatif tinggi. Arus panas menggiring berton-ton bebatuan yang meleleh itu ke dasar samudera. Kemudian batuan tersebut juga menuju dasar beberapa lautan seperti Laut Merah dengan temperatur mencapai lebih dari 1.000 derajat Celsius. Batuan ini yang diperkirakan berjumlah jutaan ton, kemudian mendorong air laut ke kanan dan kiri.
Fenomena tersebut dikenal oleh para ilmuwan sebagai perluasan dan pembentukan kembali dasar laut dan samudera. Daerah yang dihasilkan dari proses perluasan itu dipenuhi dengan magma, sehingga mengakibatkan munculnya api di dasar samudera dan beberapa kawasan dasar laut.
Hal tersebut sejatinya telah dijelaskan sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam kitab suci Alquran di Surah At-Tur Ayat 1 sampai 8.
"Demi bukit, dan Kitab yang ditulis, pada lembaran yang terbuka, dan demi Baitul Ma'mur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam tanahnya ada api, sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorang pun yang dapat menolaknya." (QS At-Tur: 1–8).
Seperti diketahui, antara Mei 2018 hingga Mei 2021 lebih dari 11.000 gempa bumi terdeteksi mengguncang Mayotte, sebuah pulau kecil dan wilayah Prancis antara Madagaskar dan Mozambik. Gempa paling kuat berkekuatan 5,9, hal ini rupanya menimbulkan gunung berapi baru.
Editor : Miftahudin