JAKARTA, iNews.id - ADA 4 hal menarik terkait Orang Bati, manusia kelelawar misterius dari Pulau Seram, Maluku. Makhluk mitologi ini digambarkan berwujud manusia terbang. Tubuhnya seperti gabungan monyet dan kelelawar serta memiliki kesaktian.
Meski tidak ada bukti yang kuat atas eksistensi Orang Bati, namun masyrakat di Maluku, khusus Pulau Seram percaya akan keberadaan Orang Bati.
Berikut 4 hal menarik seputar Orang Bati :
1. Kabarnya memakan daging anak-anak
Masyarakat Maluku meyakini jika Orang Bati merupakan makhluk seram yang gemar memangsa manusia. Namun hanya anak-anak saja yang menjadi incaran dari makhluk ini.
Banyak cerita yang menggambarkan cara Orang Bati mendapatkan mangsa hampir sama seperti saat burung elang menangkap ular. Orang Bati akan terbang cepat ke arah korban lalu dengan cepat menerkam.
2.emiliki wujud yang mengerikan
Digambarkan jika Orang Bati merupakan makhluk dengan wujud seram. Kabarnya, Orang Bati memiliki bentuk seperti manusia namun dengan warna merah darah dan bersayap kelelawar. Bentangan sayapnya sangat lebar dan memiliki ekor kecil namun panjang dengan ujung yang lancip.
Namun ada juga yang mengatakan jika Orang Bati memiliki bentuk fisik mirip kera dengan ukuran yang besar. Mereka konon tinggal di gunung dan keluar saat matahari sudah tenggelam.
3. Tidak terkalahkan
Masyarakat timur mempercayai jika Orang Bati merupakan makhluk yang tidak terkalahkan. Setiap korban Orang Bati yang sudah tertangkap tidak bisa kabur. Masyarakat bahkan meyakini jika melawan Orang Bati pasti mati. Ini karena Orang Bati memiliki kekuatan mistis yang tak terkalahkan.
4. Banyak yang mempercayai mitos dan banyak juga yang percaya asli
Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika belum ada bukti kuat mengenai eksistensi dari Orang Bati. Sehingga banyak yang percaya jika cerita mengenai Orang Bati hanyalah mitos.
Meski demikian, banyak juga yang mempercayai keberadaan Orang Bati. Karena cukup banyak orang yang bersaksi pernah melihat Orang Bati dengan visual yang sama seperti yang telah diceritakan secara turun temurun.
Editor : Miftahudin