get app
inews
Aa Read Next : Keraton Kasepuhan Miliki 4 Sultan, Ini Kata MKAN

Majelis Adat Kerajaan Nusantara Angkat Bicara Terkait Konflik Keraton Kasepuhan

Senin, 08 November 2021 | 08:07 WIB
header img
Sekjen DPP MAKN, Hj Raden Ayu Yani Wage Sulistyowati Keoswodidjoyo (Foto : Istimewa)

KABUPATEN CIREBON, iNews.id - Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) meminta kepada semua pihak yang bertikai di Keraton Kasepuhan agar bisa menempuh jalur mediasi atau duduk barsama untuk bisa menyelesaikan permasalah yang terjadi, sehingga permasalahan yang ada saat ini tidak menjadi bumerang bagi Keraton Kasepuhan itu sendiri.

Hal ini disampaikan oleh Sekjen DPP MAKN, Hj Raden Ayu Yani Wage Sulistyowati Keoswodidjoyo, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler nya, Senin (8/11/2021).

"Secara organisasi kami dari MAKN tidak akan masuk kedalam konflik yang terjadi di setiap Kerajaan atau Keraton, kami berharap permasalahan internal ini bisa diselesaikan secara internal juga," ujar Yani.

Yani juga mengatakan, pihaknya akan turun membantu memberikan solusi kepada Kerajaan yang tengah dilanda konflik jika diminta oleh pihak-pihak yang tengah berseteru, dan pihaknya juga akan memberikan solusi berdasarkan pepakem dan garis nasab dan catatan sejarah yang ada, Garis nasab sendiri menurut Yani itu tidak bisa dibohongi.

"Saya kira, seluruh Kerajaan yang ada di Nusantara itu menghadapi permasalahan yang sama, namun mereka (Kerajaan) mampu menyelesaikan permasalah yang ada berdasarkan pepakem, buku sejarah, adat, tradisi dan garis nasab," tandasnya.

Yani mengaku heran, sekarang ini, banyak fenomena orang yang mengaku dirinya Raja atau Sultan, padahal untuk menjadi Raja atau Sultan itu tidak mudah. Karena harus mewarisi adat, tradisi dan budaya serta memelihara cagar budaya dan pusaka yang sudah diturunkan oleh leluhur.

"Orang bisa dikatakan Raja atau Sultan itu harus memiliki kriteria seperti memiliki Istana dari Kerajaan atau Keraton, ada Raja yang dinobatkan oleh dewan adat setempat, ada pusaka yang diwariskan turun temurun, ada masyarakat adat yang terus di jaga dan ada makam atau situs yang membuktikan sejarah," jelasnya.

Raja yang sesungguhnya menurut Yani, itu ada ditengah-tengah masyarakat, karena harus memikirkan bagai mana adat, tradisi, budaya, kuliner khas dan yang sudah menjadi kebiasaan sejak dulu agar dipertahankan dan tetap dilaksanakan sampai saat ini. Belum lagi, Raja juga di bebani warisan Kerajaan yang luasnya begitu besar, dan untuk memelihara itu semua dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.

"Kami meminta kepada pihak-pihak yang tengah berseteru untuk mengedepankan musyawarah mufakat, tidak mengedepankan egois dari masing-masing pihak, yang akhirnya nanti adat, tradisi yang sudah diwariskan turun temurun tidak lagi berjalan," tandasnya.

MAKN sebagai organisasi penjaga marwah kerajaan, berupaya sekuat tenaga agar kerajaan yang ada di Nusantara tetap eksis tengah banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh Kerajaan.

Pihaknya juga akan berupaya bergandengan tangan dengan pemerintah agar bisa turut melestarikan sejarah lewat RUU masyarakat adat.

Disinggung mengenai pihak mana saja yang sudah merapat ke MAKN, Yani, mengatakan, sejauh ini belum ada salah satu pihak dari Keraton Kasepuhan yang merapat secara langsung ke MAKN, namun Yani mengaku sudah menerima banyak surat terkait konflik yang terjadi di dalam Keraton Kasepuhan.

 

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut